Elegant Themes

Monday, December 26, 2016

Teori Portofolio

Pengertian Teori Portofolio
Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M. Makowitz (1927) seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh Nobel Prize di bidang ekonomi pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan return, yang diukur secara statistik untuk membuat portofolio investasinya. Pada prakteknya para pemodal pada sekuritas sering melakukan diversifikasi dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai sekuritas, dengan kata lain mereka membentuk portofolio. Dalam kenyataannya kita akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil yang terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks pasar.

Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap evaluasi, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut.

 1. SAHAM Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham:
 1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim
a. Saham Biasa (common stock) · Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.
b. Saham Preferen (Preferred Stock) · Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar deviden.

 2. Ditinjau dari cara peralihannya
a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) · Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. · Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
            b. Saham Atas Nama (Registered Stocks) · Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

 3. Ditinjau dari kinerja perdagangan
a. Blue – Chip Stocks. · Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
Manfaat investasi pada saham
1. Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Jenis Dividen: · Dividen Tunai, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang dimiliki. · Dividen Saham, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahan tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.
2. Capital Gain, Investor dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli saham tersebut. Contoh: Investor A membeli saham PT. X, yang listing di Bursa Efek, setahun yang lalu dengan harga Rp 3.500. Saat ini harga saham PT. X telah meningkat menjadi Rp 3.750. Jika investor A menjual sahamnya pada harga tersebut, maka ia akan menikmati Capital Gain atau keuntungan sebesar Rp 250 per saham(tanpa perhitungan pajak dan komisi).
Risiko Investasi pada saham · Capital Loss. Investor akan mengalami capital loss, jika harga beli saham lebih besar dari harga jual. Contoh: Investor A membeli saham PT. X setahun yang lalu pada harga Rp 3,500. Saat ini harga saham turun menjadi Rp 3,100. Jika ia menjual sahamnya maka ia akan rugi Rp 400 (Tanpa perhitungan pajak dan komisi).

2. REKSADANA
Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadan (disebut manajer investasi ) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal. Membeli reksadana tidak ubahnya kita menabung. Bedanya surat tanda menabung tidak dapat diperjualbelikan, sebaliknya reksadana bisa diperjualbelikan.
 Keuntungan memiliki Reksadana
1. Pengelolaan secara profesional. Reksa dana dikelola oleh para profesional pasar modal yang memiliki akses pada informasi dan pedagangan efek, sehingga selalu dapat meneliti berbagai peluang investasi terbaik bagi para nasabahnya.
 2. Kemudahan investasi. Berinvestasi di reksa dana relatif mudah karena selain prosesnya mudah, investor diberikan beberapa pilihan investasi, dengan strategi yang sesuai dengan risiko dan keuntungan yang diharapkan.
 3. Keleluasaan investasi. Dalam reksa dana leluasa untuk memilih suatu jenis investasi dan leluasa pula untuk pindah ke jenis lainnya sesuai dengan tujuan investasi.
4. Keringanan biaya. Melakukan investasi melalui reksa dana relatif lebih ringan biayanya dibandingkan bila investor melakukannya sendiri. Hal ini disebabkan karena pengelola investasi menghimpun dana dalam skala besar sehingga dapat mengalokasikannya secara ekonomis.
Dividen/bunga
Untuk mendapatkan dividen/bunga, pemodal harus memilih reksadana yang memiliki sasaran pendapatan. Adapun sasaran reksadana diantaranya : pendapatan , pertumbuhan dana, pendapatan, dan keseimbangan. Kegiatan utama manajer investasi adalah melakukan investasi portofolio sehingga setiap saat akan mengambil keputusan alat investasi mana yang harus dibeli atau dijual. Capital gain akan diberikan oleh reksadana yang memiliki sasaran pertumbuhan. Pendapatan ini berasal dari kenaikan harga saham atau diskon obligasi yang menjadi portofolio reksadana. Tentu saja manajer investasi harus berhasil membeli saham pada saat harga rendah dan menjualnya pada saat harga tinggi. Selanjutnya manajer investasi mendistribusikan capital gain itu kepada pemodal.

3. OBLIGASI Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberipinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan adalah Corporate Bond, sementara obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Government Bond. Adapula Municipal Bond, yang merupakan obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah untuk membiayai proyek tertentu di daerah. Sebelum melakukan investasi pada obligasi, disarankan bagi para investor untuk memperhatikan peringkat obligasi, yaitu metode penilaian akan kemungkinan gagal bayar pada obligasi.
Manfaat Obligasi ·
Capital Gain. Sebelum jatuh tempo biasanya obligasi diperdagangkan di Pasar Sekunder, sehingga investor mempunyai kesempatan untuk memperoleh Capital Gain. Capital Gain juga dapat diperoleh jika investor membeli obligasi dengan diskon yaitu dengan nilai lebih rendah dari nilai nominalnya, kemudian pada saat jatuh tempo ia akan memperoleh pembayaran senilai dengan harga nominal.
Risiko investasi pada Obligasi · Capital Loss. Obligasi yang dijual sebelum jatuh tempo dengan harga yang lebih rendah dari harga belinya.

5. WARAN
Waran merupakan suatu pilihan (option), dimana pemilik waran mepunyai pilihan untuk menukarkan atau tidak warannya pada saat jatuh tempo. Pemilik waran dapat menukarkan waran yang dimilikinya 6 bulan setelah waran tersebut diterbitkan oleh emiten. Harga waran itu sendiri berfluktuasi selama periode perdagangan.

II. Beberapa konsep dasar
1. Portofolio yang Efisien dan Optimal Dalam pembentukan portofolio, investor berusaha memaksimalkan pengembalian yang diharapkan dari investasi dengan tingkat resiko tertentu yang dapat diterima. Portofolio yang dapat mencapai tujuan diatas disebut dengan portofolio efisien. Untuk membentuk portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang wajar adalah investor cenderung menghindari resiko (risk averse). Investor penghindar resiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan pengembalian diharapkan yang sama dan resiko berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat resiko yang lebih rendah. Jika investor memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimal akan dipilihnya.
2. Aktiva beresiko dan aktiva bebas beresiko Aktiva beresiko merupakan aktiva dimana pengembalian yang akan diterima di masa depan bersifat tidak pasti. Sebagai contoh, seorang investor membeli saham GM saat ini dan bermaksud memegang saham tersebut 1 tahun. Pada saat dilakukan pembelian saham investor tidak mengetahui besar pengembalian yang akan diterimanya. Pengembalian yang diterima kan bergantung pada harga saham GM satu tahun mendatang dan pendapatan diperoleh investor selama 1 tahun, maka dapat disimpulkan saham merupakan aktiva berisiko. Bahkan sekuritas yang diterbitkan oleh pemerintah (obligasi) merupakan aktiva beresiko. Contoh, obligasi yang jatuh tempo 30 tahun, investor tidak mengetahui besarnya pengembalian yang diterimanya jika obligasi ini hanya disimpan 1 tahun. Hal ini terjadi karena perubahan suku bunga akan mempengaruhi pengembalian investasi pada obligasi tersbut selama satu tahun. Aktiva bebas resiko adalah aktiva yang pengembalian masa depanyya dapat diketahui dengan pasti. Aktiva bebas resiko umumnya merupakan kewajiban jangka pendek dari pemerintah. Sebagai contoh, jika investor membeli sekuritas pemerintah dengan jangkat jatuh tempo 1 tahun dan berniat untuk menyimpan sekuritas tersebut hingga saat jatuh temponya, maka besar pengembalian satu tahun mendatang akan diketahui dengan pasti

III. Mengukur Pengembalian diharapkan dari Suatu portofolio
1. Mengukur pengembalian portofolio periode tunggal Pengembalian actual dati suatu portofolio aktiva sepanjang periode tertentu secara langsung dapat diperhitungkan sebagai berikut :
Rp = w1R1 + w2R2 + ... + WGRG
Secara Ringkas
G Rp = S wg Rg g=1
Keterangan : Rp = tingkat pengembalian portofolio selama periode berjalan Rg = tingkat pengembalian aktiva g selama periode berjalan wg = berat aktiva g pada portofolio – bagian dari nilai pasar keseluruhan G = jumlah aktiva pada portofolio
2. Pengembalian diharapkan dari portofolio aktiva beresiko Nilai yang diberikan kepada pengembalian yang diharapkan dari setiap aktiva merupakan persentase dari nilai pasar aktiva terhadap nilai
E(Rp) = w1E(R1) + w2E(R2) + ... + wGE(RG)
Keterangan : E( ) = harapan E(Rp) = pengembalian exante – pengembalian diharapkan dari portofolio sepanjang periode waktu tertentu Pengembalian yang diharapkan dari aktiva beresiko dihitung sebagai berikut : * Harus diketahi distribusi probabilitas bagi tingkat pengembalian yang mungkin dapat dihasilkan. Distribusi probabilitas merupakan fungsi yang menghubungan peluang terjadinya suatu peristiwa dengan penghasilan yang mungkin dihasilkan bagi variabel acak * Setelah distribusi probabilitas diketahui kemudian dicari nilai yang diharapkan bagi variabel acak yang merupakan rata – rata tertimbang penghasilan yang mungkin, dimana bobot timbangannya merupakan probabilitas yang berhubungan dengan penghasilan yang mungkin. * Nilai yang diharapkan dari pengembalian aktiva, seterusnya digunakan istilah pengembalian yang diharapkan dengan rumus : Ø Pengembalian yang diharapkan
E (Ri) = p1r1 + p2r2 + ... + pNrN
Keterangan : rn = tingkat pengembalian ke n yang mungkin bagi aktiva i pn = probabilita memperoleh tingkat pengembalian n bagi aktiva i N = jumlah penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian.

IV. Mengukur Resiko Portofolio ·
Resiko merupakan kerugian yang dihadapi · Menurut Prof. Harry Markowitz : Resiko sebagai varians pengembalian diharapkan aktiva
1. Varians Sebagai Alat Ukur Resiko · Varians dari variabel acak adalah ukuran penyimpangan dari penghasilan ayng mungkin di sekitar nilai yang diharapkan · Pengembalian aktiva, varians adalah ukuran penyimpangan penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian di sekitar pengembalian yang diharapkan

V. Menggunakan Data Historis
Untuk Memperkirakan Input · Manajer portofolio akan memodifikasi nilai input jika analisis yang mereka lakukan menunjukan bahwa kinerja saham tertentu di masa depan berbeda dengan kinerja di masa lalu ·
Pengembalian historis = (harga awal periode – harga akhir periode + deviden kas ) / harga awal periode · Harga awal periode $ 50.000 · Harga akhir periode $ 53.850 · Deviden kas dibayar $ 0.25
Pengembalian historis = (50.000 – 53.850 + 0.25) / 50.000 = 0,07699 =7,699 %

VI. Diversifikasi Portofolio
Diartikan sebagai pembentukan portofolio sedemikian sehingga dapat mengurangi resiko tanpa pengorbanan pengembalian yang dihasilkan. Beberapa investor ingin melakukan diversifikasi portofolio dengan menginvestasikan seluruh kelompok aktiva yang ada seperti saham, obligasi dan yang lannya. Yang dimaksud dengan diversifikasi portofolio disini yaitu seluruh dana yang ada sebaiknya tidak diinvestasikan dalam bentuk saham satu perusahaan saja, tetapi harus terdiri dari saham banyak perusahaan yang berbeda.
1. Diversifikasi Naif Strategi diversifikasi naïf tercapai bila investor melakukan investasi saham berbeda atau kelompok aktiva berbeda dan berharap bahwa varian dari pengembalian diharapkan atas portofolio dapat diperkecil.

2. Diversifikasi Markowits Strategi diversifikasi markowits berhubungan dengan tingkat kovarians antara pengembalian aktiva dalam portofolio. Kontribusi dari jenis diversifikasi jenis ini adalah formulasi resiko aktiva dalam hal portofolio aktiva, bukan resiko aktiva sendiri – sendiri. Diversifikasi Markowits berusaha menggabungkan aktiva – aktiva dalam portofolio dengan pengembalian yang memiliki korelasi positif kurang dari sempurna dengan tujuan mengurangi resiko portofolio tanpa mengurangi pengembalian. Diversifikasi Markowits berbeda dengan diversifikasi naïf dan lebih efektif karena berusaha mempertahankan pengembalian yang ada dan mengurangi resiko dengan analisis kovarian antara pengembalian aktiva 

No comments:
Write comments

Search This Blog