Elegant Themes

Thursday, December 10, 2015

Perencanaan Sumber Daya Manusia Secara Global |MSDM Bab 15

  Perubahan Global Saat Ini

Beberapa perubahan sosial dan politik belakangan ini terjadi menunjukkan gerakan menuju kompetisi internasional. Pengaruh peruabahan ini sudah sedemikian rupa dan luasnya, dan banyak diantara masih berkembang.
1.      Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
Negara-negara di eropa mengelola perekonomiannya masing-masing selama bertahun-tahun. Karena secara geografis negara-negara ini berdekatan, perekonomian mereka menjadi saling mempengaruhi. Hal  ini menciptakan sejumlah masalah bagi dunia usaha internasional misalnya, regualasi suatu negara bisa benar-benar berbeda dengan negara lain. Alhasil, mayoritas negara-negara di Eropa sepakat berpartisipasi dalam masyarakat ekonomi eropa, yang dimulai ditahun 1992. MEE adalah konfederasi negara-negara eropa yang sepakat menjalin kerja sama, perdagangan bebas, yang diatur oleh sebuah badan pengawas yaitu Komisi Eropa. Di bawah MEE, regulasi hukum di negara-negara peserta semakin seragam dengan asumsi tren MEE menuju pasar bebas antar-anggotanya terus berlanjut.

2.      Nort American Free Trade Agreement (Nafta)
NAFTA (North America Free Trade Aggreemnet) merupakan suatu bentuk organisasi kerjasama perdagangan bebas negara-negara Amerika Utara yang terdiri dari  Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. NAFTA didirikan pada tanggal 12 Agustus 1992 di Washington DC oleh wakil-wakil dari pemerintahan Kanada serta pemerintahan tuan rumah yaitu Amerika Serikat. Dan diresmikan pada tanggal 1 Januari 1994. Pada dasarnya NAFTA merupakan organisasi yang menjanjikan kemudahan bagi negara-negara persertanya di bidang ekonomi, mulai dari diberikannya pembebasan tarif bea masuk bagi komoditi-komoditi tertentu hingga adanya perlakuan adil terhadap penanam modal asing yang akan menanamkan modalnya di masing-masing negara peserta.
NAFTA menghilangkan semua batas-batas nontarif bagi perdagangan sektor pertanian antara Amerika dan Meksiko. Ketentuan-ketentuan agrikultural Amerika-Kanada digabungkan dengan NAFTA dengan bergabungnya Meksiko. Dengan ketentuan tersebut semua tarif pada perdagangan sektor pertanian antara Kanada dan Amerika dicakup oleh tariff-rate quotas (TRQ’s) dihapus sejak 1 Januari 1998.[4] Tujuan pembentukan NAFTA adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja melalui usaha menghilangkan berbagai hambatan perdagangan, menciptakan iklim untuk mendorong persaingan yang adil, meningkatkan peluang investasi, memberikan perlindungan terhadap hak milik intelektual, dan menciptakan prosedur yang efektif dalam penyelesaian perselisihan perdagangan antara ketiga negara anggotanya.
3.      Pertumbuhan Asia
Pasar global lain yang menjadi konsekuensi ekonomi bagi berbagai perusahaan terletak di Asia. Meski jepang sudah menjadi kekuatan ekonomi dominan selama lebih dari 20 tahun, negara-negara seperti singapura, hongkong, dan indonesia sudah mulai menjadi kekuatan baru yang signifikan. Selain itu, Cina dengan populasi lebih dari 1 miliar jiwa dan tren menuju pembukaan pasar bagi investor asing, menawarkan potensi pasar barang yang luar biasa, bahkan sebuah konsorsium antara perusahaan dan badan pemerintah singapura telah menjalin kerja sama dengan cina dan membangun sebuah perkotaan industri raksasa di Suzhou Cina yang akan berisi pabrik-pabrik siap jadi untuk dijual ke perusahaan-perusahaan asing. Walaupun belakangan Asia telah menjadi korban resesi ekonomi skala besar yang disebut sebagai “flu Asia”, diyakini kuat bahwa dalam beberapa tahun Asia akan mendapatkan kembali posisinya sebagai pasar produk dan investasi yang menggiurkan.
4.      Perjanjian Umum Tarif dan Perdagangan
GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) atau perjanjian umum tentang tarif-tarif dan perdagangan didirikan pada tahun 1948 di Genewa, Swiss. Pada waktu didirikan, GATT beranggotakan 23 negara, tetapi pada saat sidang terakhir di Marakesh pada 5 April 1994 jumlah negara penandatangan sebanyak 115 negara. Kesepakatan dalam GATT yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1948 tertuang dalam tiga prinsip, yaitu:
a)      Prinsip resiprositas, yaitu perlakuan yang diberikan suatu negara kepada negara lain sebagai mitra dagangnya harus juga diberikan juga oleh mitra dagang negara tersebut.
b)      Prinsip most favored nation, yaitu negara anggota GATT tidak boleh memberikan keistimewaan yang menguntungkan hanya pada satu atau sekelompok negara tertentu.
c)      Prinsip transparansi, yaitu perlakuan dan kebijakan yang dilakukan suatu negara harus transparan agar diketahui oleh negara lain.
Perubahan ini (MEE, NAFTA, pertumbuhan Asia, dan GATT) menunjukkan peristiwa yang mendorong perusahaan-perusahaan untuk bersaing dalam ekonomi global. Perkembangan ini merupakan pasar baru dan sumber teknologi dan naker  baru dengan cara yang belum pernah teramati sebelumnya. Namun, era meningkatnya kompetisi internasional ini memperjelas kebutuhan pengelolaan SDM secara efektif untuk mencapai keunggulan bersaing di pasar global. Hal ini memerlukan pemahaman faktor-faktor yang dapat menentukan efektivitas berbagai pendekatan dan praktik MSDM.

 Faktor-faktor yang Memengaruhi MSDM di Pasar Global

Perusahaan yang memasuki pasar global harus menyadari bahwa pasar-pasar ini bukan sekedar  cerminan negara asal mereka. Negara –negara tersebut memiliki perbedaan dalam berbagai dimensi yang memengaruhi ketertarikan investasi asing langsung disetiap negara. Perbedaan ini menentukan visibilitas ekonomi dari pembangunan sebuah operasi di lokasi asing dan juga memiliki dampak yang kuat terhadap MSDM di lokasi tersebut.
1.      Budaya
Sejauh ini faktor paling penting yang memengaruhi MSDM internasional adalah budaya negara tempat pabrik atau fasilitas berlokasi. Budaya di definisikan sebagai “serangkaian asumsi penting yang dipegang oleh anggota suatu komunitas” asumsi ini berisi keyakinan tentang dunia dan bagaimana aktivitasnya serta idealisme yang layak diperjuangkan. Budaya adalah hal penting bagi MSDM karena dua alasan. Pertama, budaya kerap menentukan tiga faktor lain yang memengaruhi MSDM di pasar global. Budaya dapat sangat memengaruhi hukum suatu negara, karena hukum sering merupakan kodifikasi benar dan salah seperti yang ditentukan oleh budaya. Budaya juga memengaruhi modal manusia, karena jika pendidikan sangat dihargai oleh budaya, maka anggota masyarakat berusaha menaikkan modal manusia mereka. Namun alasan paling utama mengapa budaya sangat penting bagi MSDM adalah budaya sering menentukan efektivitas berbagai praktif MSDM.

2.      Dimensi Kultural Menurut Hofstede
Dalam sebuah studi klasik budaya, Geert Hofstede mengidentifikasi empat dimensi sebagai dasar klasifikasi berbagai budaya. Dalam penelitian berikutnya, ia menambahkan dimensi kelimi yang membantu mengarekterisasi budaya. Kelima dimensi tersebut yaitu,
a)      Individualisme Kolektivisme
b)      Jarak Kekuasaan
c)      Penghindaran Ketidakpastian
d)     Masculinity-Feminity
e)      Orientasi Jangka Panjang-Jangka Pendek
3.      Implikasi Budaya terhadap MSDM
Budaya memiliki dampak penting terhadap pendekatan pengelolaan manusia. seperti yang ditemukan oleh hofstede, budaya juga memiliki dampak besar terhadap kesehatan ekonomi suatu negara dengan mendorong nilai-nilai tertentu yang membantu ataupu menghambat pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, yang lebih penting adalah karakteristik budaya memengaruhi perilaku manajer dalam hubungannya  dengan bawahan, termasuk persepsi kelaiakan berbagai praktik MSDM. Pertama, budaya memiliki perbedaan kuat dalam hal-hal seperti bagaimana bawahan menerapkan cara atasannya memimpin, bagaimana keputusan ditangani dalam hierarki dan apa yang memotivasi individu. Kedua, budaya sangat memengaruhi kelaikan praktik MSDM. Kesenjangan budaya dapat memengaruhi proses koordinasi dan komunikasi dalam organisasi sama halnya budaya dapat memengaruhi sistem kopensasi.
4.      Modal Manusia—Pendidikan
Potensi perusahaan untuk menemukan dan memelihara angkatan kerja yang berkualitas merupakan hal penting dalam setiap keputusan perluasan ke pasar asing. Oleh karena itu sumber daya modal manusia dari suatu negara juga merupakan hal penting bagi MSDM. Modal manusia mengacu pada kemampuan produktif dari individu yaitu wawasan, skill, dan pengalaman yang memiliki nilai ekonomi. Level modal manusia dari tiap negara berbeda-beda, modal manusia dari suatu negara ditentukan oleh beberapa variabel. Variabel terpentingnya adalah kesempatan pendidikan yang tersedia bagi angkatan kerja. Modal manusia suatu negara dapat sangat memengaruhi niat perusahaan asing untuk memasuki negara tersebut. Negara dengan modal manusia yang rendah menarik dibangunnya fasilitas atau pabrik yang memerlukan skill dan level gaji yang rendah. Sebaliknya, negara-negara dengan modal manusia yang tinggi merupakan tempat menggiurkan bagi investasi langsung yang menciptakan oejerhaab berskill tinggi.

5.      Sistem Politik-Hukum
Regulasi yang diberlakukan oleh sistem hukum suatu negara dapat sangat memengaahui MSDM. Sistem politik dan hukum kerap menentukan syarat praktif MSDM tertentu, seperti pelatihan, kompensasi, pengangkatan, pemecatan dan PHK. Di sebagian besar kasus, sistem hukum merupakan perkembangan dari budaya yang sudah ada. Oleh karena itu, hukum suatu negara sering kali mencerminkan norma-norma sosial yang menilai bagaimana perilaku yang dibenarkan.

6.      Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi suatu negara memengaruhi MSDM dalam beberapa cara. Budaya suatu negara sangat berkaitan dengan sistem ekonominya, dan sistem ini menyediakan banyak insentif bagi pengembangan modal manusia. Dalam ekonomi sosialis, terdapat banyak sekali kesempatan untuk mengembangkan modal manusia karena sistem pendidikannya gratis. Namun, dibawah sistem ini juga, sedikit sekali insentif ekonomi untuk mengembangkan modal manusia. Dalam sistem kapitalis terjadi situasi sebaliknya. Dalam sistem ini, sedikit sekali kesempatan mengembangkan modal manusia tanpa mengeluarkan biaya tinggi. Bagi mereka yang melakukan investasi modal manusia individual, terutama melalui pendidikan, mereka akan meraup peghargaan uang, sehingga insentif investasi ini sangat besar.
Perbedaan ekonomi ini dapat sangat berdampak terhadap sistem gaji, terutama di perusahaan global yang ingin mengembangkan kompensasi internasional dan sistem penghargaan yang menjaga kendali biaya sembari memampukan operasi lokal bersaing dalam perebutan bakat. Ringkasnya, setiap negara memiliki keragaman budaya, modal manusia, sistem hukum, dan sistem ekonomi. Keberagaman ini berpengaruh langsung terhadap tipe sistem MSDM yang harus dikembangkan untuk mengakomodasikan situasi tertentu. Tingkat pengaruh perbedaan ini terhadap suatu perusahaan bergantung pada sejauh apa keterlibatan perusahaan tersebut dalam pasar global.

 Mengelola Karyawan dalam Konteks Global
1.      Jenis-jenis Karyawan Internasional
Sebelum membahas level pertisipasi global, perlu dibedakan terlebih dahulu antara negara induk, negara tuan rumah, dan negara ketiga. Negara induk adalah negara tempat berdirinya kantor pusat sebuah perusahaan. Sedangkan, Negara tuan rumah adalah tempat organisasi negara induk berusaha menempatkan suatu fasilitas. Dan Negara ketiga adalah negara diluar negara tuan rumah atau negara induk dan sebuah perusahaan bisa saja memiliki fasilitas disana.
Karyawan dibedakan menjadi berbagai kategori.
a)      Ekspatriat, adalah istilah yang digunakan untuk karyawan yang dikirim oleh sebuah perusahaan di sebuah negara untuk mengelola operasi di negara berbeda.
b)      Parent Country Nastionals (PCN), adalah karyawan yang lahir dan tinggal di negara induk.
c)      Host Country Nastionals (HCN), adalah karyawan yang lahir dan dibesarkan di negara tuan rumah.
d)     Third Country Nationals (TCN), adalah karyawan yang lahir di negara selain negara induk dan negara tuan rumah tapi bekerja di negara tuan rumah.
2.      Tingkat Partisipasi Global
Perlu dipahami berbagai level partisipasi dalam pasar internasional. Hal ini penting terutama karena ketika sebuah perusahaan semakin lebih terlibat dalam perdangan internasional, akan muncul berbagai masalah MSDM.
A.   Domestik
Mayoritas perusahaan memulai usahanya dengan beroperasi di dalam sebuah tempat kerja domestik. Seiring produk memperoleh popularitasnya, pemilik perusahaan dapat membangun fasilitas tambahan di berbagai belahan dunia untuk mengurangi biaya pengangkutan produk tersebut dalam jarak jauh. Dalam menentukan lokasi fasilitas ini, pemilik perusahaan harus memperhatikan tingkat daya tarik pasar tenaga kerja lokal. Berbagai negara dapat memiliki budaya yang berbeda-beda menjadikan area tersebut lebih menarik sesuai dengan dengan etos kerja calon karyawan. Demikian juga, modal manusia di berbagai area dapat sangat beragam karena perbedaan sistem pendidikan.

B.   Internasional
Seiring semakin banyaknya kompetitor memasuki pasar domestik, perusahaan menghadapi kemungkinan hilangnya pangsa pasar sehingga kerap kali harus mencari pasar lain untuk produk mereka. Untuk menemukan pasar ini, perusahaan kerap harus memasuki pasar internasional, awalnya dengan ekspor produk tetapi akhirnya membangun fasilitas produksi di negara lain. Keputusan untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional meningkatkan masalah SDM. Semua masalah terkait penempatan fasilitas semakin kuat. Manajer harus memperhatikan apakah lokasi tertentu merupakan tempat dimana SDM dapat diperoleh dan dikelola dengan baik.
  

C.   Multinasional
Jika perusahaan internasional membangun satu atau beberapa fasilitas di negara lain, maka perusahaan multinasional memabangun fasilitas di sejumlah negara untuk menghasilkan biaya produksi dan distribusi lebih rendah di berbagai lokasi. Biaya produksi yang lebih rendah dicapai melalui penggeseran produksi dari lokasi berbiaya tinggi ke lokasi berbiaya rendah.
Masalah MSDM yang dihadapi perusahaan-perusahaan multinasional sama dengan yang dihadapi internasional, hanya saja kadarnya lebih berat. Alih-alih harus memperhatikan satu atau dua sistem budaya, modal manusia, hukum dan sistem ekonomi suatu negara, perusahaan multinasional harus menjawab semua perbedaan ini di lintas negara. Hal ini mempertegas diperlukannya manajer-manajer yang mampu bekerja di berbagai lingkungan, memberikan mereka pelatihan yang diperluakan, dan memberikan sistem kompensasi yang fleksibel yang memperhitungkan berbagai tarif gaji pasar, sistem pajak, dan biaya hidup. Perusahaan-perusahaan multinasional sekarang menggunakan banyak inpatriat, yaitu para manajer dari berbagai negara yang menjadi staf kantor pusat perusahaan.

D.   Global
Banyak peneliti sekarang mengemukakan level integrasi keempat organisasi global. Organisasi global bersaing dalam hal produk dan jasa kualtias terbaik, dengan biaya serendah mungkin. Jika perusahaan multinasional berusaha mengembangkan produk identik yang di distribusikan ke seluruh dunia, perusahaan global semakin menekankan fleksibilitas dan kustomisasi massal terhadap produk  agar mampu memenuhi kebutuhan pasar. Perusahaan multinasional biasanya tertarik menempatkan fasilitas di suatu negara sebagai sarana untuk menjangkau pasar negara tersebut atau menurunkan biaya produksi, dan perusahaan harus berhadapan dengan perbedaan lintas negara. Di lain pihak, perusahaan global memutuskan menempatkan suatu fasilitas berdasarkan kemampuan untuk secara efektif, efisien, dan fleksibel menghasilkan produk atau jasa dan berusaha menciptakan sinergi melalui perbedaan budaya.
          Hal ini menciptakan kebutuhan akan sistem MSDM yang mendorong produksi fleksibel, siistem MSDM lintas negara dicirikan oleh tiga atribut yaitu,
a)      Lingkup Transnasional
b)      Representasi Transnasional
c)      Proses Transnasional

  Mengelola Ekspatriat di Pasar Global
Setelah menyoroti faktor-faktor penting yang memengaruhi MSDM di pasar global. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi keputusan perusahaan untuk membangun fasilitas di suatu negara. Di samping itu , jika sebuah perusahaan akhirnya memabangun fasilitas tersebut, faktor-faktor ini sangat memengaruhi praktik MSDM yang digunakan. Namun demikian, salah satu isu penting yang telah disadari beberapa tahun dewasa ini adalah masalah yang melekat dalam seleksi, pelatihan, kompensasi, dan reintegrasi manajer ekspatriat.
1.      Seleksi Manajer Ekspatriat
Salah satu masalah utama dalam pengelolaan manajer ekspatriat adalah penentuan individu mana yang paling mampu menangani tugas diberbagai budaya. Para manajer ekspatriat harus memiliki kompetensi tekni dibidang operasi, jika tidak maka mereka tidak akan dihargai bawahannya. Kompetensi teknis telah menjadi nyaris satu-satunya variabel yang digunakan dalam penentuan penugasan ke luar negeri, terlepas dari fakta bahwa ragam skill diperlukan bagi keberhasilan penugasan inti. Seorang manajer ekspatriat yang berhasil harus peka terhadap norma budaha negara bersangkutan, fleksibel beradaptasi terhadap norma tersebut, dan tegar melaui berbagai kejutan budaya yang tidak terhindarkan. Selain itu manajer harus menyamakan kamampuan beradaptasi terhadap lingkungan baru ini, kemampaun beradaptasi ini dikategorikan dalam tiga dimensi yaitu, dimensi diri, dimensi hubungan, dan dimensi persepsi.

2.      Pelatihan dan Pengembangan Ekspatriat
Begitu seorang manajer ekspatriat dipilih, hal selanjutnya yang diperlukan adalah penyiapan manajer tersebut akan penugasan yang akan datang. Dikarenakan individu ini sudah memiliki skill terkait kerja, sebagian perusahaan hanya fokus pada pengembangan pelatihan lintas budaya. Sebuah kajian terhadap literatur pelatihan lintas budaya menemukan hasil yang mendukung keyakinan bahwa pelatihan lintas budaya memiliki dampak terhadap efektivitas. Walaupun demikian, terlepas dari hal ini, pelatihan lintas budaya nyaris tidak dapat dikatakan universal. Berdasarkan sebuah survei di tahun 1995, hampir 40 persen responden tidak memberikan program penyiapan lintas budaya bagi ekspatriat.

3.      Kompenasi Ekpatriat
4.      Reakulturasi Ekspatriat

Isu terakhir menyangkut pentingnya pengelolaan ekspatriat adalah proses reakulturasi ketika manajer kembali ke negara asalnya. Reentry ini bukan perkara sederhana. Kejutan budaya terjadi sebaliknya. Individu sudah berubah, perusahaan sudah berubah, dan budaya pun sudah berubah ketika ekspatriat ada di luar negeri. Perusahaan semakin berupaya keras membantu ekspatriat melalui reakulturasi. Ada dua karakteristik yang membantu proses transisi ini, yaitu komunikasi dan validasi.



(Penulis : Admin)

No comments:
Write comments

Search This Blog