Elegant Themes

Monday, January 25, 2016

Perencanaan Kapasitas | Manajemen Operasi | Kapasitas Produksi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya persaingan, dalam mencapai tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan. Perusahaan adanya pengharapam akan berumur panjang dan selalu berkembang mencapai kemajuan yang paling maksimal. Oleh karena itu semua perusahaan di tuntut untuk selalu dpat memenuhi semua kebutuhan konsumen sesuai dengan bidang usahanya masing-masing terutama dalam hal kualitas baranng yang baik serta waktu penyelesaian produksi yang cepat.

Dalam  usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumennya tersebut, sering kali perusahaan di hadapkan oleh berbagai masalah seperti terbatasnya faktor-faktor produksi. Untuk itu faktor-faktor produksi itu harus di kelola melalui manajemen perusahaan yang baik yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Sehingga dalam suatu produksi di butuhkan keperhatian terhadap ketersediaan kapasitas yang ada. Perencanaan kapasitas di anggap sebagai suatu hal yang penting dalam menentukan kapasitas yang harus di butuhkan dalam suatu perusahaan tersebut.

1.2   Rumusan Masalah

1.  Apa yang dimaksud dengan perencanaan kapasitas ?
2.  Apa saja hal-hal yang harus dipertimbangan dalam kapasitas ?
3.  Apa saja alat yang dibutuhkan untuk menentukan keputusan kapasitas?

1.3   Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah ilmu alamiah dasar, tapi juga bertujuan diantaranya untuk :
1. Memahami perencanaan kapasitas.
2.  Memahami pentingnya perencanaan kapasitas bagi suatu perusahaan.
3.  Memahami analisi-analisis yang terdapat dalam keputusan perencanaan.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1  PENGERTIAN KAPASITAS DAN KAPASITAS DESAIN EFEKTIF

Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi (throughtphut), atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas mempengaruhi sebagian besar biaya tetap. Kapasitas juga menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi, atau apakah fasilitas yang ada akan berlebih. Jika fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan mengenggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produk yang ada atau pelanggan. Jika fasilitas terlalu kecil, pelanggan bahkan pasar keseluruhan akan hilang. Oleh karena itu, penetapan ukuran fasilitas sangat menentukan  tujuan pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi tinggi.

Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini harus dilihat dari tiga perspektif agar lebih jelas, yaitu:
·         Kapasitas Desain: Menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal dimana tidak ada produk yang rusak atau cacat, hanya untuk  perawatan yang rutin.
·         Kapasitas Efektif: Menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas desain. Kapasitas efektif sering kali lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada mungkin telah didesain untuk versi produk sebelumnya atau bauran produk yang berbeda daripada yang sekarang sedang diproduksi.     
·         Kapasitas Aktual: Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi. Kapasitas aktual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan kapasitas efektif.

Kapasitas menentukan :
a.  Persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya tetap.
b.  Menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas yang ada berlebihan. Jika kapasitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada.
Kapasitas dihitung berdasarkan = (jumlah dari mesin atau pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x (efisiensi)
Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari kapasitas yaitu:

1)      Potential Capacity
Kapasitas yang dapat dibentuk untuk membantu pimpinan untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan jangka panjang yang tidak akan terpengaruh oleh manajemen produksi per hari.

2)      Immediate Capacity
Jumlah dari kapasitas produksi yang dapat dibentuk menjadi tersedia dalam jangka waktu yang singkat. Ini merupakan kapasitas maksimum dari kapasitas Potensial (diasumsikan digunakan secara produktif).

3)      Effective capacity
Merupakan suatu konsep penting. Tidak seluruh kapasitas produksi sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang. Ini merupakan hal penting untuk seorang manager produksi untuk apakah kapasitas sesungguhnya dapat tercapai.
Perbedaan antara kapasitas dari sebuah organisani dan permintaan dari seluruh pelanggan adalah mengenai ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat digunakan atau tidak dapat dipenuhi oleh customer.Permintaan untuk kapasitas sebuah organisasi bervariasi berdasarkan perubahan produk yang tersedia, seperti peningkatan dan penurunan kuantitas produksi dari produk yang tersedia, atau menciptaka produk yang baru. Penggunaan yang terbaik dari kapasitas yang tersedia dapat memenuhi pembaharuan dalam overall equipment effectiveness (OEE). Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik baru, peralatan dan bahan, penambahan jumlah tenaga kerja atau mesin, peningkatan jumlah jam kerja, atau penyediaan fasilitas produksi.

2.1.1 PENGERTIAN PERENCANAAN KAPASITAS
Ø  Pengertian Perencanaan Kapasitas
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan perubahan permintaan setiap produk.
Ø  Tujuan Perencanaan Kapasitas
Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.

Ø  Perencanaan Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon waktu:

Mengubah Kapasitas
Menggunakan Kapasitas
Perencanaan Jangka Panjang
Menambah fasilitas
Menambah peralatan yang memiliki lead time panjang
*
Perencanaan Jangka menengah
Subkontrak
Menambah peralatan
Menambah shift
Menambah karyawan
Menambah atau menggunakan persediaan
Perencanaan Jangka Pendek
*
Penjadwalan tugas
Penjadwalan karyawan
Penjadwalan mesin

* Terdapat pilihan yang sangat terbatas

a.       Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka pendek –kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –penyesuian untuk menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata . keputusan perencanaan mencakup alternatif – alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia, penggantian routing produksi

b.      Kapasitas jangka menengah (3-18 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka menengah ( intermediet range) - rencana- rencana bulanan atau kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam  hal ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan utama. Perencanaan kapasitas jangka menengah merupakan perencanaan dengan tenggat waktu 3 hinggai 8 bulan. Berbeda dengan perencanaan kapasitas jangka pendek yang hanya berfokus pada penggunaan kapasitas yang ada, pada jangka menengah perusahaan melakukan dua pendekatan, yaitu mengoptimalkan kapasitas yang   ada   da mencoba   perlahan   mengubah   kapasitas   yang   ada.   Dalam menggunakan kapasitas, perusahaan dapat melakukan penambahan karyawan atau pembuatan persediaan. Sedangkan pendekatan mengubah kapasitas dilakukan dengan subkontrak, menambah peralatan, atau menambah shift.

c.       Kapasitas jangka panjang  (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Di mana  sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.

Ø  PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK

Perncanaan kapasitas jangka pendek diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperai penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas norma;, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini, untuk menambah atau menurunkan kapasitas mungkin perusahaan melakukan penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak dengan perusahaan lain apabila terjadi 1989.di perubahan permintaan. Untuk meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat lima cara yang dapat digunakan perusahaan (krajewzki & Ritzman),
1.      Meningkatkan jumlah sumber daya;
a.       Penggunaan kerja lembur
b.      Penambahan regu kerja
c.       Memerikan kesempatan kerja secara part-time
d.      Sub-Kontrak
e.       Kontrak kerja
2.      Memperbaiki penggunaan sumber daya:
a.       Mengatur regu kerja
b.      Menetapkan skedul
3.      Memodifikasi produk:
a.       Menentukan standar produk
b.      Melakukan perubahan jasa operasi
c.       Melakukan pengawasan kualitas
4.      Memperbaiki permintaan:
a.       Melakukan perubahan harga
b.      Melakukan perubahan promosi
5.      Tidak memenuhi permintaan:
a.       Tidak mensuplai semua permintaan

Ø  PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PANJANG
Perencanaan kapasitas jangka pajang merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit utuk dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas produksi. Persoalan yag timbul adalah berapa jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat menghasilkan biaya minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:
a.       Pola permintaan jangka panjang
b.      Siklus kehidupan produk yan dihasilkan

Dalam kaitan dengan kapasitas jangka panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan:
a.       Strategi melihat dan menuggu (wait and see strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus menanggung risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit yang sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi tinggi.

b.      Strategi ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi perusahaan berharap tidak terjadi kekurangan produk di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain itu perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.

Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor – faktor produksi untuk meminimasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain, keputusan – keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan faktor – faktor ekonomis fasilitas produksi tersebut, termasuk di dalamnya efisiensi dan utilisasinya.

2.2  KAPASITAS DAN STRATEGI
Keuntungan secara terus-menerus didapatkan dari pembentukkan keunggulan bersaing, bukan hanya dari tingkat pengembalian keuangan yang baik pada proses tertentu.  Keputusan kapasitas harus dipadukan ke dalam misi dan strategi organisasi.  Investasi tidak dibuat sebagai pengeluaran tersendiri, tetapi sebagai bagian dari rencana yang terpadu yang dapat menempatkan perusahaan dalam posisi yang menguntungkan.  Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah “Apakah investasi ini pada akhirnya akan memikat pelanggan?” dan “Keunggulan bersaing apakah yang didapatkan (seperti fleksibilitas proses, kecepatan pengantaran, peningkatan kualitas dan lainnya)?”

Kesepuluh keputusan MO begitu juga elemen organisasi lain terpengaruh oleh adanya perubahan kapasitas.  Perubahan kapasitas akan berdampak pada penjualan dan arus kas, begitu juga kualitas, rantai pasokan (suply chain), sumber daya manusia, dan pemeliharaan.

2.3  JENIS DAN PERTIMBANGAN KAPASITAS

D dalam   perencanaa kapasitas   perusahaa terdapa du maca jenis kapasitas,  yakni  kapasitas  desain  dan  kapasitas efektif.  Kapasitas  design  merupakan output maksimum sistem teoritis pada periode tertentu. Atau dapat dikatakan sebagai jumlah output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan setiap harinya. Kapasitas desain biasanya dinyatakan dalam suatu tingkatan tertentu, seperti jumlah produk yang dapat diproduksi setiap minggu, setiap bulan, atau   setiap tahun. Bagi banyak perusahaan, pengukuran kapasitas dapat dilakukan secara langsung.
Kapasitas  efektif  adalah  kapasitas  yang  diharapkan  dapat  dicapai  dengan
keterbatasan operasi. Kapasitas efektif biasanya lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada mungkin telah dirancang untuk versi produk yang sebelumnya atau bauran produk yang berbeda daripada yang saat ini sedang diproduksi. Hal seperti ini umumnya terjadi pada perusahaan besar, dimana kapasitas efektifnya lebih kecil daripada kapasitas design, karena perusahaan besar lebih fokus pada produksi dengan back up fasilitas dan bahan baku yang melimpahNamun, hal berbeda terjadi pada usaha kecil dan menengah (UKM), dimana kapasitas efektif lebih besar dari kapasitas design.

Dua pengukuran kinerja sistem biasanya bermanfaat yaitu Utilisasi dan Efisiensi. Utilisasi adalah persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah dicapai. Efisiensi adalah persentasi kapasitas efektif yang sesungguhnya telah dicapai. Bagaimana fasilitas digunakan dan dikelola akan menentukan sulit tidaknya mencapai 100% efisiensi.  Manajer operasi cenderung dievaluasi pada tingkat efisiensinya.

Kunci peningkatan efisiensi sering terdapat dalam perbaikan permasalahan kualitas dan dalam penjadwalan, pelatihan, dan pemeliharaan yang efektif.  Utilisasi dapat dihitung sebagai berikut :
                        Output Aktual
Efisiensi =  ________________
                        Kapasitas efektif

                       Output Aktual
Utilitas =  ____________________
                     Kapasitas desain




Melalui tingkat utilisasi dan efisiensi, akan diketahui seberapa jauh perencanaan kapasitas berjalan dengan semestinya. Heizer dan Render (1997) merumuskan utilisasi sebagai output actual dibagi dengan kapasitas desain, dan efisiensi diperoleh dari rasio output aktual terhadap kapasitas efektif.

Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan dapat menjadi prosedur rumit
yang sebagian besar didasarkan pada permintaan di masa mendatang. Jika permintaan barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang cukup, maka penentuan kebutuhan kapasitasnya dapat langsung dilakukan. Selain integrasi dan investasi  yang  ketat,  Heizer  dan  Render  (1997)  memaparkan  empat  pertimbangan khusus bagi terciptanya keputusan kapasitas yang baik, yaitu:
1. Ramalkan permintaannya secara akurat. Sebuah peramalan yang akurat merupakan hal yang paling pokok bagi keputusan kapasitas. Apapun produk barunya, prospeknya, dan siklus hidup produk yang ada sekarang haruslah ditentukan. Manajemen harus mengetahui produk yang sedang ditambahkan dan produk yang sedang dihentikan produksinya, begitu juga dengan volume yang diperkirakan.
2. Memahami  teknologi dan peningkatan kapasitas. Jumlah alternatif yang tersedia mungkin cukup banyak, tetapi setelah volume ditentukan, keputusan teknologinya dapat dipacu dengan analisis biaya, kebutuhan sumberdaya manusia, kualitas, dan kehandalan. Kajian ulang biasanya dapat mengurangi jumlah alternatifnya menjadi beberapa saja. Teknologi mungkin juga menentukan peningkatan kapasitasnya. Manajer operasi bertanggung jawab akan teknologi dan peningkatan kapasitas yang tepat.
3. Temukan  tingkat  operasi  (volume)  yang  optimal.  Teknologi  dan  peningkatan kapasitas kerap menentukan ukuran optimal sebuah fasilitas. Sebagai contoh terdapat sebuah motel dipinggir jalan mungkin membutuhkan 50 kamar untuk dapat beroperasi dengan baik. Jika lebih kecil, maka biaya tetapnya akan sangat memberatkan ; jika lebih besar, maka fasilitas tersebut memerlukan leboh dari satu manajer untukmengawasinya.

4. Dibuat untuk perubahan. Dalam dunia bisnis yang dinamis, perubahan tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, manajer operasi harus menciptakan fleksibilitas dalam fasilitas dan peralatan.

2.4  MENGELOLA PERMINTAAN

Walaupun terdapat peramalan yang baik dan fasilitas yang dibangun sesuai dengan peramalan tersebut, dapat terjadi ketidakcocokan antara permintaan aktual dan kapasitas yang tersedia.  Ketidakcocokan ini dapat berarti permintaan melebihi kapasitas atau kapasitas melebihi permintaan.  Perusahaan dapat memiliki beberapa pilihan:
·   Permintaan melebihi kapasitas
Jika permintaan melebihi kapasitas, perusahaan dapat membatasi permintaan dengan menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang, dan mengurangi bisnis dengan keuntungan marginal.  Walaupun demikian, karena fasilitas yang tidak mencukupi ini mengurangi keuntungan di bawah yang mungkin dapat dicapai, solusi jangka panjang biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas.

·    Kapasitas melebihi permintaan
Jika kapasitas melebihi permintaan, perusahaan mungkin menginginkan untuk merangsang permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif, atau mungkin menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk.

·    Penyesuaian pada permintaan musiman
Sebuah pola permintaan musiman atau siklus permintaan merupakan tantangan yang lain pada kapasitas.  Dalam beberapa kasus, manajemen merasa terbantu jika dapat menawarkan produk dengan pola permintaan yang saling melengkapi – yaitu, produk-produk dimana satu jenis memiliki permintaan tinggi dan jenis lain memiliki permintaan rendah. 
Contoh : Perusahaan menambahkan sebuah lini produk mobil salju agar pada saat winter tiba penjualan terhadap produknya tetap bertahan.

Taktik untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan :
1.      Mengubah staf yang ada (menambah atau mengurangi jumlah karyawan)
2.      Menyesuaikan peralatan dan proses, meliputi pembelian mesin tambahan atau
      menjual atau menyewakan peralatan yang ada
3.      Memperbaiki metode untuk meningkatkan hasil produksi
4.      Mendesain ulang produk untuk meningkatkan hasil produksi
5.      Menambahkan fleksibilitas proses untuk memenuhi preferensi produk yang  
       berubah secara lebih baik
6.      Menutup pabrik

Manajemen permintaan bertanggung jawab untuk mendistribusikan kapasitas untuk memastikan bahwa layanan penting tidak terpengaruh, atau setidaknya untuk meminimalkan dampak pada mereka. Untuk melakukan tugas ini secara efisien penting bahwa manajemen kapasitas menyadari prioritas bisnis pelanggan dan dapat bertindak sesuai. Namun, manajemen permintaan jangka menengah hingga jangka panjang adalah tugas yang kurang penting. Peningkatan kapasitas selalu memerlukan biaya, dan seringkali hal ini tidak perlu. Kapasitas pemantauan benar memungkinkan untuk mengidentifikasi kelemahan atau hambatan dalam infrastruktur TI dan menilai apakah mungkin untuk mendistribusikan beban kerja dalam jangka panjang dalam rangka untuk menawarkan layanan berkualitas tinggi tanpa meningkatkan kapasitas.

2.5   MANAJEMEN PERMINTAAN DAN KAPASITAS DALAM BIDANG JASA
Dalam bidang  jasa , menjadwalkan pelanggan adalah manajemen permintaan dan menjadwalkan tenaga kerja adalah manajemen kapasitas.

Ø  Manajemen Permintaan
Saat permintaan cukup sejalan, mamanjemen permintaan cukup sjalan kerap dapat ditangani dengan membuat janji, reservasi, atau aturan “siapa datang lebih dulu, dilayani lebih dulu” (first come-first served). Pada beberapa bisnis seperti dokter da kantor pengacara, sistem membuat perjanjian merupakan penjadwalan, dan hal ini telah diterapkan pada bisnis tersebut diatas pada umumnya.Dan sistem resrvasi berfungsi baik dalam perusahaan peyewaan kendaraan, hotel, dan beberapa restoran sebagai cara meminimalisir waktu tunggu pelanggan dan menghindari kekecewaan akibat layanan yang tidak dapat terpenuhi. Setiap industri mengembangkan pendekatannya masing-masing utnuk menyesuaikan permintaan dan kapasitasnya. Contoh lain mislanya: penekatan lain yang lebih agresif terhadap manajemen permintaan termasuk variasi diskon: tawaran spesial “sipa cepat dia dapat” direstoran, potongn harga untuk pertunjukkan disiang hari atau tempat duduk di waktu ganjil pada sebuah penerbangan, dan biaya panggilan telepon yang lebih murah diakhir pekan   
Ø  Manajemen Kapasitas
Saat mengelola permintan tidak mungkin dilakukan, maka mengelola kapasitas melalui perubahan dalam staff penuh waktu, paruh waktu, atau temporer dapat dijadikan pilihan. Dan hal ini banyak dilakukan pada sektor jasa. Sebagai contoh, suatu rumah sakit mendapati kapasitasnya dibatasi oleh kurangnya seorang radiolog bersertifikat yang bersedia lembur

2.6  PERENCANAAN KAPASITAS

Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan bisa menjadi prosedur yang rumit, yang sebagian besar didasarkan pada permintaan di masa yang akan datang.  Jika permintaan barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang memadai, maka penentuan kebutuhan kapasitas dapat langsung dilakukan. 
Penentuan kapasitas biasanya membutuhkan dua tahap, yaitu :
1.      Tahap pertama, permintaan masa depan diramalkan dengan model tradisional
2.      Tahap kedua, peramalan ini digunakan untuk menentukan kebutuhan kapasitas
       serta peningkatkan ukuran untuk setiap penambahan kapasitas. 
Yang menarik, pertumbuhan permintaan biasanya terjadi secara bertahap dalam unit yang kecil, dimana penambahan kapasitas biasanya terjadi secara serentak dan dalam unit yang besar.  Pertentangan ini sering menyulitkan perluasan kapasitas.

2.7  METODE PERHITUNGAN PENENTUAN KEBUTUHAN KAPASITAS

Perencanaan kapasitas perlu di lakukan oleh sebuah perusahaan untuk mengetahui beberapa aspek yang menunjang produksi suatu perusahaan agar mendapatkan keuntungan yang optimum dan biaya yang minimum. Selain bertujuan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, perencanaan kapasitas perlu terintegrasi dengan visi, misi dan tujuan dari suatu bisnis. Berbagai metode perhitungan kapasitas diarahkan untuk menunjang perencanaan kapasitas yang efektif dan  efisien. Berikut dijelaskan beberapa metode yang dapat digunakan dalam perencanaan kapasitas.

2.7.1 ANALISIS TITIK IMPAS


Analisis titik impas merupakan alat penentu untuk menetapkan kapasitas yang harus dimiliki oleh sebuah fasilitas untuk mendapatkan keuntungan.  Tujuan analisis titik impas adalah untuk menemukan sebuah titik, dalam satuan mata uang dan unit, di mana biaya sama dengan keuntungan.  Titik inilah yang disebut sebagai titik impas.  Perusahaan harus beroperasi di atas tingkat ini untuk mencapai keuntungan. Selain  mengatahukemampuan  perusahaan  dalam  memenuhpermintaan, faktor lain yang paling penting dalam perencanaan kapasitas adalah mengetahui titik impas produksi. Titik impas merupakan titik dimana total biaya (TC atau Total Cost) sama dengan total pendapatan (TR atau Total Revenue). Titik impas bukan tujuan dari perusahaan, namun merupakan dasar acuan dalam penentuan kebijakan penjualan dan kebijakan produksi perusahaan. Untuk mendapatkan keuntungan, perusahaan harus beroperasi diatas titik impas ini.

Biaya tetap adalah biaya yang tetap ada walaupun tidak ada satu unit pun yang diproduksi.  Contohnya adalah penyusutan, pajak, utang, dan pembayaran hipotek. Biaya variable adalah biaya yang bervariasi sesuai dengan banyaknya unit yang diproduksi.  Kontribusi adalah perbedaan antara harga jual dan biaya variable.  Fungsi pendapatan adalah fungsi yang meningkat sesuai dengan meningkatnya harga jual setiap unit.
Asumsi.  Sejumlah asumsi mendasari model dasar titik impas ini.  

Biaya dan pendapatan ditunjukkan sebagai garis lurus, keduanya digambarkan meningkat secara linier-yalni dalam proporsi langsung dengan jumlah unit yang diproduksi.  Walaupun demikian, baik biaya tetap maupun biaya variable tidak harus selalu membentuk garis lurus.  Sebagai contoh : biaya tetap berubah di saat semakin banyak peralatan modal atau ruang gudang yang digunakan; biaya tenaga kerja berubah sesuai dengan waktu lembur atau pada saat pekerja terlatih yang dipekerjakan; fungsi pendapatan dapat berubah sejalan dengan adanya factor-faktor seperti diskon penjualan.
Dua pendekatan yang digunakan dalam analisis titik impas.
1.      Pendekatan grafik (seperti pada gambar diatas)
2.      Pendekatan aljabar

Berdasarkan jenis produk yang diproduksi, maka perhitungan analisis titik impas dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: analisis produk tunggal dan analisis multi produk. Keduanya dijelaskan sebaga berikut:
a.  Analisis BEP Produk Tunggal
Analisi titik impas sering disebut juga dengan analisis BEP (Break-Even Point). Analisis ini khusus digunakan untuk perusahaan yang memiliki produk tunggal, dimana nantinya akan diketahui berapa volume penjualan perusahaan yang mencapai titik impasnya. Sehingga apabila penjualan melebihi titik tersebut maka perusahaan mulai mendapatkan untung.  Estimasi biaya yang diperlukan dalam analisis BEP adalah biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan besaran yang tetap dan tidak tergantung pada volume penjualan. Pada biaya tetap ini biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume produksi. Semakin tinggi volume produksi, semakin rendah biaya tetap satuannya. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besarnya bervariasi sesuai dengan jumlah unit yang dijual. Semakin besar volume produksi semakin besar pula jumlah total biaya variabel yang dikeluarkan, begitupun sebaliknya. Rumus dari analisis BEP pada produk tunggal adalah sebagai berikut:
Titik impas dalam dollar dihitung  sebagai berikut :

                   Fixed cost
BEP = ---------------------
                   1 – (V/P)

Titik impas dalam unit :

                  Fixed cost
BEP = ---------------------
                  P – V

Keterangan :
BEP = titik impas,
V = biaya variabel,
P = harga jual.

b. Analisis BEP Multiproduk
Hampir semua perusahaan, mulai dari perusahaan manufaktur hingga restoran (bahkan restoran cepat saji) memiliki beragam penawaran.  Setiap penawarn dapat memiliki harga jual dan biaya variable yang berbeda.  Dengan memanfaatkan analisis titik impas maka persamaan diubah untuk mencerminkan proporsi penjualan untuk setiap produk.  Hal ini dilakukan dengan memberikan bobot pada kontribusi setiap produk pada proporsi penjualan.
Kebanyakan perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu poduk dengan menggunakan fasilitas yang sama, misal pasar swalayan dan industri bahan bangunan. Sehingga, analisis titik impas multiproduk lebih sering diterapkan. Meskipun biaya variabel dan harga jual setiap jenis produk dapat diketahui, tidak mudah untuk menghitung titik BEP bagi setiap produk. Hal ini disebabkan sulitnya menghitung biaya tetap untuk masing-masing jenis produk. Untuk mengetahui posisi BEP, biasanya dilakukan bukan per jenis produk, melainkan untuk semua produk yang dibuat atau dijual perusahaan secara keseluruhan. Sehingga rumus BEP untuk produk tunggal tidak dapat  langsung  digunakan  untuk  multiprodukarena  biaya  variabel  dan  harga  jual setiap  jenis  produknya  berbeda.  Rumus  dari  analisis  BEP  pada  multiproduk  adalah sebagai berikut
Formula analisis titik impas menjadi :

                               Fixed cost
BEP$ = --------------------------------------
                ∑[ (1 – Vi/Pi) x (Wi)]

Keterangan :

BEP$ = titik impas dalam dollar,
V = biaya variabel per unit,
P = harga per unit,
F = biaya tetap,
W = presentase setiap produk dari total penjualan dalam dollar,
i = setiap produk.



2.8  MENERAPKAN POHON KEPUTUSAN PADA KEPUTUSAN KAPASITAS

 Pengambilan keputusan merupakan unsur penting dalam manajemen operasional
Untuk mengambil atau membuat keputusan perencanaan kapasitas yang sukses
terhadap permintaan yang tidak pasti, maka diperlukan pohon keputusan. Jadi, pohon
keputusan dikembangkan untuk membantu para manajer membuat serangkaian yang
melibatkan peristiwa ketidakpastian.
Pohon keputusan (decision tree) merupakan sebuah tampilan grafis proses keputusan yang mengindikasikan alternatif keputusan yang ada, kondisi alami dan peluangnya, serta imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi alami.

Kriteria yang paling sering digunakan untuk menganalisis pohon keputusan adalah EMV (Expected Monetary Value). EMV adalah nilai uang yang diperkirakan. Satu langkah awal analisis ini adalah menggambarkan pohon keputusan dan menetapkan konsekuensi finansial dari semua hasil untuk masalah tertentu.

Menganalisis masalah menggunakan pohon keputusan mencakup lima langkah, yaitu:
1.      Mendefinisikan masalah
2.      Menggambar pohon keputusan
3.      Menentukan peluang bagi kondisi alami
4.      Memperkirakan imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi
      alami yang mungkin
5.      Menyelesaikan masalah dengan menghitung EMV bagi setiap titik kondisi alami. Hal ini dilakukan dengan mengerjakannya dari belakang ke depan (backward), yaitu memulai dari sisi kanan pohon terus menuju ke titik keputusan di sebelah kirinya.


2.8.1 POHON KEPUTUSAN

Pohon keputusan menyediakan metode grafis untuk menganalisis keputusan rumit yang meliputi tahapan alternatif. Suatu diagram pohon digunakan untuk mengaitkan beragam pilihan keputusan, pernyataan keadaan (state of nature), nilai-nilai imbalan  (payoff  values)  atau  dikenal  juga  dengan  istilah  EMV  (estimated  monetary
value).

2.9 MENERAPKAN ANALISIS INVESTASI TERHADAP INVESTASI YANG DIPACU  STRATEGI

Manajer operasi merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk return on investment (EOI). Dimana manajer harus memilih dari beragam pilihan keuangan juga alternatif kapasitas dan proses yang tersedia. Analisisnya harus menunjukkan investasi modal, biaya variable, dan arus uang, begitu juga net present value.

2.9.1  NET PRESENT VALUE
Net Present Value adalah cara menentukan nilai yang terpotong dari penerimaan kas di masa depan.

Rumus Present Value

P =      F        
      (1 + i ) n


P: present value
F: future value
i : tingkat suku bunga
N : jumlah tahun
Selain menghitung secara manual bisa juga kita melihat table yang sudah di sediakan.

2.9.2 MENENTUKAN NET PRESENT VALUE DENGAN NILAI DARI PENERIMAAN MASA DEPAN DENGAN NILAI YANG SETARA

Investasi yang menghasilkan sedretan nilai uang yang sama dan seragam untuk menetapkan nilai sekarang dari sejumlah uang di masa depan yang dinamakan sebuah anuitas
Rumus :


  S= RX




S : nilai sekarang dari serangkaian penerimaan tahunan yang seragam
R : penerimaan yang di terima dengan jumlah yang sama setiap tahun anuitas
X : sebuah faktor yang terdapat dalam  table  atau dapat di hitung dengan rumus    
      1/(1+i)n
Walaupun Net Present Value merupakan salah satu pendekatan terbaik tetapi ada beberapa kelemahan yaitu :
1.      Investasi dengan net present value yang sama mungkn memiliki proyeksi dan nilai sisa yang sangat berbeda
2.      Investasi dengan net present value yang sama mungkin memiliki arus uang yang berbeda yang dapat membuat perbedaan yang sangat berarti dalam kemampuan perusahaan membayar tagihan.



BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk mempertemukan perubahan permintaan setiap produk. Tujuan perancanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.

Keputusan  perencanaan kapasitas adalah salah satu keputusan terpenting yang dibuat oleh manajer. Hal ini dapat mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Oleh karena itu, dalam memproduksi produk harus memperhatikan berapa jumlah yang akan diproduksi agar dapat mencapai keuntungan yang maksimum. Selain itu, kita harus membuat beberapa strategi khusus agar produk yang kita jual tidak sampai kalah saing di pasaran. Dengan mempetimbangkan berbagai analisis seperti analisi Break Event Point dan juga mempertimbangkan analisis menggunakan Net Present Value.

3.2 SARAN
Setiap perusahaan diharapkan dapat membuat perencanaan kapasitas dengan strategi yang paling baik dan memungkinkan untuk setiap perusahaan sesuai dengan strategi operasi perusahaan. Perusahaan harus jeli melihat peluang kapan perusahaan harus memproduksi lebih kapan perusahaan harus memproduksi cukup barang agar tidak adanya barang-barang yang berlebih dan tidak menimbulkan biaya-biaya lain yang tidak dibutuhkan.

3 comments:
Write comments
  1. Terimakasih, sangat membantu meperkaya materi Mata Kuliah Manajeen Operasi saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama, semoga bermanfaat jangan lupa masuk daftar pustakanya ya

      Delete

Search This Blog