Elegant Themes

Thursday, January 28, 2016

Dilema Tahanan | Penetapan Harga Oligopolistik

            Implikasi Dari Dilema Tahanan Atas Penetapan Harga Oligopolistik

            Apakah dilema tahanan menjerumuskan perusahaan oligopolistik ke dalam persaingan yang agresif dan keuntungan yang kecil? Tidak selalu demikian. Meskipun tahanan khayalan kita tersebut hanya memiliki satu peluang untuk mengaku, sebagian besar perusahaan menetapkan output dan harga berulang kali, sembari mengamati perilaku pesaing dan menyesuaikan diri. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menumbuhkan reputasi yang pada gilirannya akan menghasilkan kepercayaan. Akibatnya, koordinasi dan kerja sama oligopolistik terkadang dapat terjadi.
            Sebagai contoh, pertimbangan suatu industri yang terdiri dari tiga atau empat perusahaan yang telah berdiri sekian lama. Selama bertahun-tahun, manajer berbagai perusahaan ini mungkin merasa jenuh karena terus merugi akibat perang harga, dan mungkin timbul kesepahaman implisit sehingga seluruh perusahaan mempertahankan harga yang tinggi serta tidak ada perusahaan yang berusaha mencaplok pasar dari pesaingnya. Meskipun setiap perusahaan mungkin tergoda untuk menyalip pesaing, manajer menyadari  bahwa keuntungan yang dihasilkan tidak berumur panjang : Pesaing akan melawan, dan hasilnya adalah perang harga baru serta laba yang mungkin rendah dalam jangka panjang.
            Resolusi atas dilema tahanan ini terjadi di sebagian industri, tetapi tidak pula sebagian lagi. Terkadang manajer tidak puas dengan laba yang cukup tinggi yang dihasilkan dari kolusi implisit dan lebih memilih untuk bersaing secara agresif dalam rangka meraup pangsa pasar yang lebih besar. Terkadang kesepahaman implisit sulit dicapai. Sebagai contoh, perusahaan dengan biaya yang berbeda dan yang memiliki penilaian pasar yang berbeda mungkin tidak sepakat mengenai harga kolusif yang “sesuai”. Perusahaan A mungkin menganggap harga yang “sesuai” adalah $10, sementara perusahaan B menganggap harganya adalah $9. Ketika perusahaan B menetapkan harga $9, perusahaan A mungkin memandang hal ini sebagai upaya untuk menyalip dan membalasnya dengan menurunkan harga menjadi $8, akibatnya adalah perang harga.
            Dibanyak industri, kolusi implisit tidak berumur panjang. Sering kali terjadi rasa ketidaksalingpercayaan, sehingga perang harga langsung timbul ketika satu perusahaan dipandang oleh perusahaan lain sebagai “pengacau” karena mengubah harga atau menambah iklan.
Kelakuan Harga
            Kelakuan harga merupakan karakteristik pasar oligopoli yang ditandai oleh ragunya perusahaan untuk mengubah harga sekalipun biaya atau permintaan berubah.Karena kolusi implisit cenderung rapuh, perusahaan oligopolistik sering kali memiliki dorongan yang kuat untuk menstabilkan harga. Inilah mengapa kelakuan harga menjadi ciri khas dari industri oligopolistik. Sekalipun biaya atau permintaan berubah, perusahaan ragu untuk mengubah harga. Jika biaya menurun atau permintaan pasar anjlok, perusahaan khawatir bahwa harga yang lebih rendah mungkin disalahartikan oleh pesaing, dan perang harga pun tidak bisa terhindarkan. Jika biaya atau permintaan meningkat, perusahaan pun ragu untuk menaikkan harga karena khawatir pihak pesaing juga tidak akan menaikkan harga.
            Kelakuan harga merupakan dasar dari model kurva permintaan patah oligopoli. Berdasakarkan model tersebut, setiap perusahaan menghadapi kurva permintaan patah pada harga P* yang berlaku saat ini. Pada harga diatas P*, kurva permintaan sangat elastis. Alasannya adalah bahwa perusahaan meyakini apabila harga dinaikkan di atas P*, perusahaan lain tidak akan mengikuti langkahnya, sehingga perusahaan tersebut akan kehilangan penjualan dan pangsa pasarnya. Di sisi lain, perusahaan yakin bahwa jika harga diturunkan dibawah harga P*, perusahaan lain akan mengikuti langkahnya karena mereka juga tidak ingin kehilangan pangsa pasar. Jika demikian, penjualan hanya akan bertambah hingga taraf dimana harga pasar yang lebih rendah meningkatkan permintaan pasar total.
            Karena kurva permintaan perusahaan bentuknya patah, kurva pendapata marginal tidak kontinu. Akibatnya biaya perusahaan dapat berubah tanpa menghasilkan perubahan harga. Meskipun model kruva permintaan patah terlihat mudah, model ini tidak benar-benar menjelaskan penetapan harga oligopolistik. Model ini tidak membicarakan sama sekali tentang bagaimana perusahaan dapat mencapai harga P*, dan mengapa tidak mencapai harga lain. Model ini terutama berguna sebagai deskripsi kelakuan harga ketimbang sebagai penjelasannya. Penjelasan tentang kelakuan harga dipaparkan ole dilema tahanan dan oleh keinginan perusahaan untuk menghindari diri dari persaingan harga yang saling menerkam.
Sinyal Harga dan Kepemimpinan Harga
            Sinyal harga adalah bentuk kolusi implisit ketika suatu perusahaan mengumumkan kenaikan harga dengan harapan perusahaan lain akan mengikutinya. Sedankan kepemimpinan harga adalah pola penetapan harga dimana suatu perusahaan secara berkala mengumumkan perubahan harga yang kemudian perusahaan lain akan menyesuaikan diri.
            Hambatan besar dalam penetapan harga kolusif secara implisit adalah adanya kenyataan akan sulitnya bagi perusahaan untuk bersepakat mengenai berapa harga yang sebaiknya ditetapkan. Koordinasi terutama sangat sulit ketika kondisi biaya dan permintaan— dan dengan demikian , harga yang “sesuai” –berubah. Sinyal harga merupakan bentuk kolusi implisit yang terkadang dapat menjadi jalan keluar atas persoalan tersebut. Sebagai contoh, suatu perusahaan mungkin mengumumkan bahwa pihaknya telah menaikkan harga dan berharap pesaingnya akan menganggap pengumuman ini sebagai sinyal bahwa mereka juga harus menaikkan harga. Jika para pesaing mengikuti langkah ini, seluruh perusahaan akan meperoleh laba yang dikenakan pemimpin.
            Sebagai contoh, anggaplah tiga perusahaan oligopolistik saat ini mengenakan harga $10 atas produknya.(jika semua perusahaan mengetahui kruva permintaan pasar, hal ini mungkin menjadi ekuilibrium Nash). Anggaplah bahwa dengan berkolusi, perusahaan dapat menetapkan harga $20 dan meningkatkan laba secara signifikan. Bertemu dan bersepakat untuk menetapkan harga $20 bertentangan denga hukum. Tetapi anggaplah perusahaan A menaikkan harga menjadi $15, dan mengumumkan kepada khalayak pers bahwa pihak perusahaan melakukan hal ini karena harga yang lebih tinggi dibutuhkan untuk mengembalikan gairah ekonomi terhadap industrinya. Perusahaan B dan C mungkin memandang pengumuman ini sebagai pesan yang jelas— yakni bahwa perusahaan A sedang berupaya bekerja sama dalam menaikkan harga. Perusahaan itu mungkin akan menaikkan harga yang berlaku hingga $15. Perusahaan A kemudian dapat menaikkan harga lagi hingga $18 dan perusahaan B serta C mungkin juga menaikkan harganya. Baik harga $20 yang memaksimalkan laba ini tercapai (bahkan melebihi) atau tidak, suatu pola koordinasi telah tercipta yang dari sudut pandang perusahaan, mungkin sama efektifnya dengan melakukan pertemuan dan bersepakat secara formal mengenai harga.
            Contoh sinyal dan kepemimpinan harga ini bersifat ekstrem dan mungkin akan menimbulkan gugatan hukum atas undang-undang atimonopoli. Tetapi dibeberapa industri, suatu perusahaan besar mungkin secara alamiah muncul sebagai pemimpin, sedangkan perusahaan lain memutuskan untuk menjadi pengamat harga yang diberlakukan pemimpin tersebut, ali-alih berusaha menyalip pemimpin atau sesama pesaing. Contoh nyatanya adalah industri mobil AS, dimana General Motors telah menjadi pemimpin harga sejak dulu.
            Kepemimpinan harga juga dapat berfungsi sebagai cara bagi perusahaan oligopolistik dalam menghadapi keengganan untuk mengubah harga. Yaitu keengganan yang timbul akibat khawatir akan disalip atau “mengacaukan pasar”. Ketika kondisi biaya dan permintaan berubah, perusahaan makin memandang perlu untuk mengubah harga yang selama beberapa lama telah kaku. Dalam hal ini, perusahaan mungkin memandang sinyal dari pemimpin harga untuk mengetahui kapan dan berapa harga yang sebaiknya diubah. Terkadang perusahaan besar secara alami bertindak sebagai pemimpin;terkadang beberapa perusahaan bertindak sebagai pemimpin dari waktu ke waktu.

No comments:
Write comments

Search This Blog