Elegant Themes

Sunday, July 5, 2015

Analisa Krisis dan dampak terhadap pengangguran indonesia

     



  Sebelumnya kita pernah mengetahui bahkan merasakan terjadinya krisis baik moneter mau dimensional di indonesia, dalam beberapa macam krisis tersebut sebagian besar berdampak langsung pada perekonomian suatu negara, terkadang kita berpikir kenapa krisis bisa terjadi dan kenapa pada saat 1998 dahulu indonesia tidak mampu menghadapi krisis.
                        
Berikut Analisa Singkat Terkait Krisis
Di Dalam Negeri dan Di Luar Negeri Terhadap Tingkat Pengangguran

1.      Krisis Moneter (Multidimensional) Tahun 1998

Berdasarkan data dari badan pusat statistik (BPS) krisis moneter 1998 menimbulkan dampak yang sangat besar,dimana selain terjadi resesi atau bahkan depresi ekonomi secara otomatis menimbulkan pengangguran yang besar. Secara umum berdasarkan data tersebut terjadi peningkatan pengangguran pada setiap tahunnya dimulai dari tahun 1986 sampai dengan 2005 (kecuali tahun 1997 dan 2000). Namun yang perlu dicermati akibat dari krisis moneter 1998 adalah dimana jumlah orang yang bekerja hanya mengalami peningkatan yang tetap sekitar 1 juta orang pada setiap tahunnya, sedangkan angkatan kerja yang tersedia jauh lebih besar, sehingga dilihat dari tingkat partisipasi angkatan kerja dalam periode 1998-2005 yang dirata-ratakan sebesar 67,6% terjadi peningkatan jumlah pengangguran yang drastis akbiat krisis tersebut. Meskipun sejak 1986 selalu terjadi ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja dan orang yang bekerja, namun krisis 1998 menimbulkan PHK besar-besaran sehingga kesempatan orang untuk bekerja sangatlah kurang dan membuat ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja dan orang yang bekerja menjadi lebih besar dari pada periode sebelum krisis moneter terjadi, kondisi ini terus berlangsung hingga titik puncak dampak dari krisis moneter itu terjadi pada tahun 2005 dimana pengangguran berada titik tertinggi sejak krisis moneter dan secara umum sejak 1986 yaitu sebesar 11,90%.



2.      Krisis keuangan tahun 2008

Krisis yang terjadi pada 2008 dimana banyak negara-negara besar di barat mengalami resesi ekonomi dan tidak mampu membayar utang-utang yang sudah jatuh tempo, tentu saja hal ini berdampak kepada indonesia akan tetapi pemerintah indonesia yang sudah belajar dari krisis sebelumnya dinilai sangat siap menghadapi Krisis keuangan tahun 2008 sehingga dampak langsung yang terjadi tidak begitu besar karena Krisis ini terjadi pada sektor keuangan saja bukan multidimensional seperti tahun 1998. Dapat kita lihat dari data yang dipublikasikan BPS, ketika terjadi Krisis keuangan 2008 justru tingkat pengangguran terus mengalami penurunan pada setiap periode tahu berjalannya, 9,43% pada periode februari 2008 dan 9,39% pada periode agustus 2008. Hal ini menunjukan bahwa Krisis tersebut tidak berdampak langsung pada tingkat pengangguran dimana sudah dijelaskan bahwa Krisis tersebut hanya terjadi pada sektor keuangan saja. Dan pada saat itu pemerintah sudah melakukan langkah yang tepat untuk menghadapinya dengan melakukan penghematan anggaran serta menaikkan harga BBM untuk mengurangi subsidi yang ditanggung negara, serta perlu diperhatikan UMKM yang berkembang pesat secara tidak langsung menjadi kekuatan atau penopang perekonomian sehingga terhindar dari krisis. Karena UMKM (usaha mikro kecil menengah) melakukan segala transaksi nya di dalam negeri sehingga tidak terlalu terpengaruh dari apa yang terjadi di luar negeri.

3.      Dari kedua kasus diatas dapat dianalisa bahwa :
Krisis yang terjadi baik di dalam negeri maupun diluar negeri akan sangat berdampak langsung pada tingkat pengangguran ketika perekonomian suatu negara tidak memiliki fondasi yang kuat yaitu dengan hanya mengandalkan sektor padat modal serta melupakan sektor padat karya yang justru dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.

Krisis tidak akan berpengaruh pada tingkat pengangguran ketika suatu negara lebih memperhatikan sektor padat karyanya dalam perekonomian, meskipun terjadi krisis itu hanya sampai pada Krisis Keuangan yang disebabkan salah satunya oleh Neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit, namun tetap bisa dihindarkan melalui kebijakan pemerintah dalam hal ini fiskal dan moneter, serta sektor padat karya yang menyerap banyak pekerja akan menghasilkan output yang dapat diekspor sehingga dapat mengurangi deifsit neraca transaksi berjalan atau bahkan membuat neraca transaksi berjalan menjadi surplus. kunci sebuah negara dalam menghadapi krisis ekonomi adalah seberapa besar peran pelaku usaha dalam negeri dalam perekonomian negara, ketika fundamental ekonomi sebuah negara lebih besar di dukung dari kegiatan ekonomi baik makro ataupun mikro dalam negeri maka krisis itu lebih mudah dihadapi akan tetapi ketika sebuah negara tidak memperhatikan peran BUMN, UKM, atau bentuk usaha mikro lainnya yang sumber modalnya dari dalam negeri serta menyerap tenaga kerja maka negara tersebut akan menjadi sasaran terdampak krisis ekonomi.

Analisis pribadi
sumber data : BPS Tahun 1992-2013

No comments:
Write comments

Search This Blog