BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya persaingan, dalam mencapai
tujuan utama yaitu memperoleh keuntungan. Perusahaan adanya pengharapam akan
berumur panjang dan selalu berkembang mencapai kemajuan yang paling
maksimal. Oleh karena itu semua perusahaan di tuntut untuk selalu dpat memenuhi
semua kebutuhan konsumen sesuai dengan bidang usahanya masing-masing terutama
dalam hal kualitas baranng yang baik serta waktu penyelesaian produksi yang
cepat.
Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumennya
tersebut, sering kali perusahaan di hadapkan oleh berbagai masalah seperti
terbatasnya faktor-faktor produksi. Untuk itu faktor-faktor produksi itu harus
di kelola melalui manajemen perusahaan yang baik yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan. Sehingga dalam suatu produksi di butuhkan keperhatian
terhadap ketersediaan kapasitas yang ada. Perencanaan kapasitas di anggap
sebagai suatu hal yang penting dalam menentukan kapasitas yang harus di
butuhkan dalam suatu perusahaan tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan perencanaan kapasitas ?
2. Apa
saja hal-hal yang harus dipertimbangan dalam kapasitas ?
3. Apa
saja alat yang dibutuhkan untuk menentukan keputusan kapasitas?
1.3 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini
selain untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah ilmu alamiah dasar,
tapi juga bertujuan diantaranya untuk :
1. Memahami perencanaan kapasitas.
2. Memahami pentingnya perencanaan kapasitas bagi suatu perusahaan.
3. Memahami analisi-analisis yang terdapat dalam
keputusan perencanaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KAPASITAS DAN
KAPASITAS DESAIN EFEKTIF
Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi (throughtphut),
atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh
sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas mempengaruhi
sebagian besar biaya tetap. Kapasitas juga menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi, atau apakah
fasilitas yang ada akan berlebih. Jika fasilitas terlalu besar, sebagian
fasilitas akan mengenggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada
produk yang ada atau pelanggan. Jika fasilitas terlalu kecil, pelanggan bahkan
pasar keseluruhan akan hilang. Oleh karena itu, penetapan ukuran
fasilitas sangat menentukan tujuan pencapaian tingkat utilitas
tinggi dan tingkat pengembalian investasi tinggi.
Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi
untuk berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk
keluaran (output) per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini harus
dilihat dari tiga perspektif agar lebih jelas, yaitu:
·
Kapasitas Desain: Menunjukkan output maksimum
pada kondisi ideal dimana tidak ada produk yang rusak atau cacat, hanya untuk perawatan yang rutin.
·
Kapasitas Efektif: Menunjukkan output maksimum pada
tingkat operasi tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada
kapasitas desain. Kapasitas efektif sering kali lebih
rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada mungkin telah
didesain untuk versi produk sebelumnya atau bauran produk yang berbeda daripada
yang sekarang sedang diproduksi.
·
Kapasitas Aktual: Menunjukkan output nyata yang dapat
dihasilkan oleh fasilitas produksi. Kapasitas
aktual sedapat
mungkin harus diusahakan sama dengan kapasitas efektif.
Kapasitas menentukan :
a. Persyaratan modal
sehingga mempengaruhi sebagian besar biaya tetap.
b. Menentukan apakah
permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas yang ada berlebihan. Jika
kapasitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan akan terdapat
biaya tambahan yang dibebankan pada produksi yang ada.
Kapasitas dihitung berdasarkan =
(jumlah dari mesin atau pekerja) x (jumlah waktu kerja) x (waktu penggunaan) x
(efisiensi)
Dalam produksi dan manajemen operasi, terdapat tiga tipe dari kapasitas
yaitu:
1) Potential Capacity
Kapasitas yang dapat dibentuk untuk
membantu pimpinan untuk mengambil keputusan. Ini merupakan inti dari keputusan
jangka panjang yang tidak akan terpengaruh oleh manajemen produksi per hari.
2) Immediate Capacity
Jumlah dari kapasitas produksi yang
dapat dibentuk menjadi tersedia dalam jangka waktu yang singkat. Ini merupakan kapasitas maksimum dari kapasitas Potensial (diasumsikan
digunakan secara produktif).
3) Effective capacity
Merupakan suatu konsep penting.
Tidak seluruh kapasitas produksi sesungguhnya dapat digunakan atau terbuang.
Ini merupakan hal penting untuk seorang manager produksi untuk apakah kapasitas
sesungguhnya dapat tercapai.
Perbedaan antara kapasitas dari
sebuah organisani dan permintaan dari seluruh pelanggan adalah mengenai
ketidakefisien, begitu juga ketika sumber tidak dapat digunakan atau tidak
dapat dipenuhi oleh customer.Permintaan untuk kapasitas sebuah
organisasi bervariasi berdasarkan perubahan produk yang tersedia, seperti
peningkatan dan penurunan kuantitas produksi dari produk yang tersedia, atau
menciptaka produk yang baru. Penggunaan yang terbaik dari kapasitas yang
tersedia dapat memenuhi pembaharuan dalam overall equipment
effectiveness (OEE). Kapasitas dapat meningkat melalui pengenalan teknik
baru, peralatan dan bahan, penambahan jumlah tenaga kerja atau mesin,
peningkatan jumlah jam kerja, atau penyediaan fasilitas produksi.
2.1.1 PENGERTIAN
PERENCANAAN KAPASITAS
Ø Pengertian
Perencanaan Kapasitas
Perencanaan kapasitas adalah proses
untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk
mempertemukan perubahan permintaan setiap produk.
Ø Tujuan
Perencanaan Kapasitas
Tujuan perancanaan kapasitas adalah
pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang
tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
Ø Perencanaan
Kapasitas dapat Dilihat dalam tiga Horizon waktu:
Mengubah Kapasitas
|
Menggunakan Kapasitas
|
|
Perencanaan Jangka Panjang
|
Menambah fasilitas
Menambah peralatan yang memiliki lead
time panjang
|
*
|
Perencanaan Jangka menengah
|
Subkontrak
Menambah peralatan
Menambah shift
|
Menambah karyawan
Menambah atau menggunakan persediaan
|
Perencanaan Jangka Pendek
|
*
|
Penjadwalan tugas
Penjadwalan karyawan
Penjadwalan mesin
|
* Terdapat pilihan
yang sangat terbatas
a. Kapasitas jangka pendek (< 3 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka
pendek –kurang dari tiga bulan . ini dikaitkan pada proses penjadwalan
harian atau mingguan dan menyangkut pembuatan penyesuian –penyesuian untuk
menghapus ‘’ variance’’ antara keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata .
keputusan perencanaan mencakup alternatif – alternatif seperti kerja lembur,
pemindahan personalia, penggantian routing produksi
b. Kapasitas
jangka menengah (3-18 bulan)
Perencanaan kapasitas jangka
menengah ( intermediet range) - rencana- rencana bulanan atau
kuartalan untuk 3 sampai 18 bulan yang atau yang akan datang. Dalam hal
ini, kapasitas juga bervariasi karena alternative – alternative seperti
penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan – peralatan bukan utama. Perencanaan kapasitas
jangka menengah merupakan perencanaan dengan tenggat waktu 3 hinggai 8 bulan. Berbeda dengan perencanaan kapasitas jangka pendek
yang hanya berfokus pada penggunaan
kapasitas yang ada, pada jangka
menengah perusahaan
melakukan dua pendekatan, yaitu mengoptimalkan kapasitas
yang ada dan mencoba perlahan mengubah
kapasitas yang ada. Dalam
menggunakan kapasitas, perusahaan dapat melakukan penambahan karyawan atau
pembuatan persediaan. Sedangkan pendekatan mengubah kapasitas
dilakukan
dengan subkontrak, menambah peralatan, atau menambah shift.
c. Kapasitas
jangka panjang (>1 tahun)
Perencanaan kapasitas jangka
panjang (long time) – lebih dari satu tahun. Di mana sumber daya
produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau menyelesaikan, seperti
bangunan, peralatan atau fasilitas. Perencanaan kapasitas jangka panjang
memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
Ø PERENCANAAN KAPASITAS JANGKA PENDEK
Perncanaan kapasitas jangka pendek
diguakan untuk menangani secara ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak di masa
yang akan datang, misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak
atau seketika dalam jangka waktu pendek. Kebanyakan perusahaan tidak beroperai
penuh selama 24 jam per hari dan tidak pernah beroperasi penuh tujuh hari per
minggu. Jika perusahaan beroperasi penuh delapan jam per hari (satu shif) dan
lima hari per minggu, maka kapasitas normal jam kerja perusahaan adalah 40 jam
per minggu. Namun demikian 40 jam per minggu bukanlah kapasitas maksimum yang
dimiliki. Dalam banyak kasus perusahaan dimungkinkan untuk bekerja melebihi kapasitas
norma;, sehingga kapasitas output maksimumnya lebih dari 40 jam kerja.
Menghadapi kondisi seperti ini,
untuk menambah atau menurunkan kapasitas mungkin perusahaan melakukan
penambahan dan pengurangan jam kerja, melakukan sub-Kontrak dengan perusahaan
lain apabila terjadi 1989.di
perubahan permintaan. Untuk meningkatkan kapasitas jangka pendek terdapat lima
cara yang dapat digunakan perusahaan (krajewzki & Ritzman),
1. Meningkatkan
jumlah sumber daya;
a. Penggunaan
kerja lembur
b. Penambahan
regu kerja
c. Memerikan
kesempatan kerja secara part-time
d. Sub-Kontrak
e. Kontrak
kerja
2. Memperbaiki
penggunaan sumber daya:
a. Mengatur
regu kerja
b. Menetapkan
skedul
3. Memodifikasi
produk:
a. Menentukan
standar produk
b. Melakukan
perubahan jasa operasi
c. Melakukan
pengawasan kualitas
4. Memperbaiki
permintaan:
a. Melakukan
perubahan harga
b. Melakukan
perubahan promosi
5. Tidak
memenuhi permintaan:
a. Tidak
mensuplai semua permintaan
Ø PERENCANAAN
KAPASITAS JANGKA PANJANG
Perencanaan kapasitas jangka pajang
merupakan strategi operasi dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan
terjadi dan sudah dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, rencana untuk
menurunkan biaya produksi per unit, dalam jangka pendek sangat sulit utuk
dicapai karena unit produk yang dihasilkan masih berskala kecil, tetapi dalam
jangka panjang rencana tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan kapasitas
produksi. Persoalan yag timbul adalah
berapa jumlah produk yang dihasilkan agar biaya produksi seminimum mungkin.
Penentuan jumlah produksi yang dapat
menghasilkan biaya minimum perlu diperhatikan berbagai faktor seperti:
a. Pola
permintaan jangka panjang
b. Siklus
kehidupan produk yan dihasilkan
Dalam kaitan dengan kapasitas jangka
panjang, terdapat dua strategi yang dapat ditempuh perusahaan:
a. Strategi
melihat dan menuggu (wait and see strategy)
Strategi ini dapat dikatakan pula
sebagai strategi hati-hati, karena kapasitas produksi akan dinaikkan apabila
yakin permintaan konsumen sudah naik. Strategi ini diperoleh dengan
pertimbangan bahwa, setiap kali terjadi kelebihan kapasitas perusahaan harus
menanggung risiko karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung dalam unit
yang sedikit, akibatnya biaya produksi menjadi tinggi.
b. Strategi
ekspansionis
Strategi ekspansionis yaitu
kapasitas selalu melebihi atau diatas permintaan. Dengan strategi perusahaan
berharap tidak terjadi kekurangan produk
di pasaran yang dapat menyebabkan adanya peluang masuknya produsen lain. Selain
itu perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik dengan cara menjamin
tersedianya produk di pasaran.
Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka
perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor – faktor produksi
untuk meminimasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain, keputusan –
keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus
mempertimbangkan faktor – faktor ekonomis fasilitas produksi tersebut, termasuk di dalamnya
efisiensi dan utilisasinya.
2.2 KAPASITAS DAN STRATEGI
Keuntungan secara
terus-menerus didapatkan dari pembentukkan keunggulan bersaing, bukan hanya
dari tingkat pengembalian keuangan yang baik pada proses tertentu.
Keputusan kapasitas harus dipadukan ke dalam misi dan strategi
organisasi. Investasi tidak dibuat sebagai pengeluaran tersendiri, tetapi
sebagai bagian dari rencana yang terpadu yang dapat menempatkan perusahaan
dalam posisi yang menguntungkan. Pertanyaan yang harus ditanyakan adalah
“Apakah investasi ini pada akhirnya akan memikat pelanggan?” dan “Keunggulan
bersaing apakah yang didapatkan (seperti fleksibilitas proses, kecepatan
pengantaran, peningkatan kualitas dan lainnya)?”
Kesepuluh keputusan MO
begitu juga elemen organisasi lain terpengaruh oleh adanya perubahan
kapasitas. Perubahan kapasitas akan berdampak pada penjualan dan arus
kas, begitu juga kualitas, rantai pasokan (suply chain), sumber daya
manusia, dan pemeliharaan.
2.3
JENIS DAN PERTIMBANGAN KAPASITAS
Di dalam perencanaan kapasitas perusahaan terdapat dua macam jenis kapasitas,
yakni
kapasitas desain dan kapasitas efektif. Kapasitas
design merupakan output maksimum sistem teoritis pada periode
tertentu. Atau dapat dikatakan sebagai
jumlah output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan setiap harinya. Kapasitas
desain
biasanya dinyatakan
dalam suatu tingkatan tertentu, seperti jumlah
produk yang
dapat diproduksi setiap minggu, setiap bulan, atau
setiap tahun. Bagi banyak perusahaan, pengukuran kapasitas dapat
dilakukan
secara langsung.
Kapasitas efektif adalah kapasitas
yang
diharapkan dapat dicapai
dengan
keterbatasan operasi. Kapasitas efektif biasanya lebih rendah daripada kapasitas desain karena fasilitas yang ada
mungkin telah dirancang untuk versi produk yang sebelumnya
atau
bauran produk yang berbeda daripada yang saat ini sedang diproduksi. Hal seperti
ini
umumnya terjadi pada perusahaan besar, dimana kapasitas
efektifnya lebih kecil
daripada kapasitas design, karena
perusahaan besar lebih fokus pada produksi dengan back up fasilitas dan bahan baku yang melimpah. Namun, hal berbeda terjadi pada
usaha kecil dan menengah (UKM), dimana kapasitas efektif lebih besar dari kapasitas design.
Dua pengukuran kinerja
sistem biasanya bermanfaat yaitu Utilisasi dan Efisiensi. Utilisasi adalah persentase kapasitas
desain yang sesungguhnya telah dicapai. Efisiensi adalah persentasi kapasitas
efektif yang sesungguhnya telah dicapai. Bagaimana fasilitas digunakan dan
dikelola akan menentukan sulit tidaknya mencapai 100% efisiensi. Manajer
operasi cenderung dievaluasi pada tingkat efisiensinya.
Kunci peningkatan
efisiensi sering terdapat dalam perbaikan permasalahan kualitas dan dalam
penjadwalan, pelatihan, dan pemeliharaan yang efektif. Utilisasi dapat
dihitung sebagai berikut :
Output Aktual
Efisiensi
= ________________
Kapasitas efektif
|
Output Aktual
Utilitas = ____________________
Kapasitas desain
|
Melalui tingkat utilisasi dan efisiensi, akan diketahui seberapa jauh perencanaan kapasitas berjalan dengan semestinya. Heizer dan Render
(1997) merumuskan utilisasi sebagai output actual dibagi dengan kapasitas desain,
dan
efisiensi diperoleh dari rasio output aktual terhadap kapasitas efektif.
Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan dapat menjadi prosedur rumit
yang sebagian besar didasarkan
pada permintaan di masa mendatang.
Jika permintaan
barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang cukup, maka penentuan kebutuhan
kapasitasnya
dapat langsung dilakukan. Selain integrasi dan investasi yang ketat, Heizer dan
Render
(1997) memaparkan empat pertimbangan khusus bagi terciptanya keputusan kapasitas yang baik, yaitu:
1. Ramalkan permintaannya secara akurat. Sebuah peramalan yang akurat merupakan hal yang paling pokok bagi keputusan kapasitas.
Apapun produk barunya,
prospeknya, dan siklus
hidup produk yang ada sekarang haruslah ditentukan.
Manajemen harus mengetahui produk yang
sedang ditambahkan dan produk yang sedang dihentikan produksinya, begitu juga dengan volume yang diperkirakan.
2. Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas. Jumlah alternatif yang tersedia mungkin cukup banyak, tetapi setelah volume ditentukan, keputusan teknologinya dapat dipacu dengan
analisis biaya, kebutuhan sumberdaya manusia, kualitas, dan
kehandalan. Kajian ulang biasanya dapat mengurangi jumlah alternatifnya menjadi
beberapa saja.
Teknologi mungkin juga menentukan peningkatan kapasitasnya. Manajer operasi bertanggung jawab
akan teknologi dan peningkatan kapasitas yang tepat.
3. Temukan tingkat operasi (volume) yang optimal. Teknologi dan
peningkatan
kapasitas kerap menentukan ukuran optimal sebuah fasilitas.
Sebagai contoh terdapat sebuah motel dipinggir jalan mungkin membutuhkan 50
kamar untuk dapat beroperasi dengan baik. Jika lebih kecil, maka biaya tetapnya
akan sangat memberatkan ; jika lebih besar, maka fasilitas tersebut memerlukan
leboh dari satu manajer untukmengawasinya.
4.
Dibuat untuk perubahan. Dalam dunia bisnis yang dinamis, perubahan tidak dapat
diabaikan. Oleh karena itu, manajer operasi
harus menciptakan fleksibilitas dalam
fasilitas dan peralatan.
2.4 MENGELOLA PERMINTAAN
Walaupun terdapat
peramalan yang baik dan fasilitas yang dibangun sesuai dengan peramalan
tersebut, dapat terjadi ketidakcocokan antara permintaan aktual dan kapasitas
yang tersedia. Ketidakcocokan ini dapat berarti permintaan melebihi
kapasitas atau kapasitas melebihi permintaan. Perusahaan dapat memiliki
beberapa pilihan:
· Permintaan melebihi kapasitas
Jika permintaan
melebihi kapasitas, perusahaan dapat membatasi permintaan dengan menaikkan
harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang, dan mengurangi bisnis
dengan keuntungan marginal. Walaupun demikian, karena fasilitas yang
tidak mencukupi ini mengurangi keuntungan di bawah yang mungkin dapat dicapai,
solusi jangka panjang biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas.
· Kapasitas melebihi permintaan
Jika kapasitas
melebihi permintaan, perusahaan mungkin menginginkan untuk merangsang
permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif, atau mungkin
menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk.
· Penyesuaian pada permintaan musiman
Sebuah pola permintaan
musiman atau siklus permintaan merupakan tantangan yang lain pada
kapasitas. Dalam beberapa kasus, manajemen merasa terbantu jika dapat
menawarkan produk dengan pola permintaan yang saling melengkapi – yaitu,
produk-produk dimana satu jenis memiliki permintaan tinggi dan jenis lain
memiliki permintaan rendah.
Contoh : Perusahaan
menambahkan sebuah lini produk mobil salju agar pada saat winter tiba penjualan
terhadap produknya tetap bertahan.
Taktik untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan :
1. Mengubah staf yang ada (menambah atau mengurangi
jumlah karyawan)
2. Menyesuaikan peralatan dan proses, meliputi pembelian
mesin tambahan atau
menjual atau menyewakan peralatan yang
ada
3. Memperbaiki metode untuk meningkatkan hasil produksi
4. Mendesain ulang produk untuk meningkatkan hasil
produksi
5. Menambahkan fleksibilitas proses untuk memenuhi
preferensi produk yang
berubah secara lebih baik
6. Menutup pabrik
Manajemen permintaan bertanggung jawab untuk
mendistribusikan kapasitas untuk memastikan bahwa layanan penting tidak terpengaruh,
atau setidaknya untuk meminimalkan dampak pada mereka. Untuk melakukan
tugas ini secara efisien penting bahwa manajemen kapasitas menyadari prioritas bisnis pelanggan dan
dapat bertindak sesuai. Namun, manajemen permintaan jangka menengah hingga jangka panjang
adalah tugas yang kurang penting. Peningkatan kapasitas selalu memerlukan
biaya, dan seringkali hal ini tidak perlu. Kapasitas pemantauan benar
memungkinkan untuk mengidentifikasi kelemahan atau hambatan dalam infrastruktur
TI dan menilai apakah mungkin untuk mendistribusikan beban kerja dalam jangka
panjang dalam rangka untuk menawarkan layanan berkualitas tinggi tanpa
meningkatkan kapasitas.
2.5 MANAJEMEN PERMINTAAN
DAN KAPASITAS DALAM BIDANG JASA
Dalam bidang jasa , menjadwalkan
pelanggan adalah manajemen permintaan
dan menjadwalkan tenaga kerja adalah manajemen
kapasitas.
Ø
Manajemen Permintaan
Saat permintaan cukup
sejalan, mamanjemen permintaan cukup sjalan kerap dapat ditangani dengan
membuat janji, reservasi, atau aturan “siapa datang lebih dulu, dilayani lebih
dulu” (first come-first served). Pada beberapa bisnis seperti dokter da kantor
pengacara, sistem membuat perjanjian merupakan penjadwalan, dan hal ini telah
diterapkan pada bisnis tersebut diatas pada umumnya.Dan sistem resrvasi
berfungsi baik dalam perusahaan peyewaan kendaraan, hotel, dan beberapa
restoran sebagai cara meminimalisir waktu tunggu pelanggan dan menghindari
kekecewaan akibat layanan yang tidak dapat terpenuhi. Setiap industri
mengembangkan pendekatannya masing-masing utnuk menyesuaikan permintaan dan
kapasitasnya. Contoh lain mislanya: penekatan lain yang lebih agresif terhadap
manajemen permintaan termasuk variasi diskon: tawaran spesial “sipa cepat dia
dapat” direstoran, potongn harga untuk pertunjukkan disiang hari atau tempat
duduk di waktu ganjil pada sebuah penerbangan, dan biaya panggilan telepon yang
lebih murah diakhir pekan
Ø
Manajemen Kapasitas
Saat mengelola
permintan tidak mungkin dilakukan, maka mengelola kapasitas melalui perubahan
dalam staff penuh waktu, paruh waktu, atau temporer dapat dijadikan pilihan.
Dan hal ini banyak dilakukan pada sektor jasa. Sebagai contoh, suatu rumah
sakit mendapati kapasitasnya dibatasi oleh kurangnya seorang radiolog
bersertifikat yang bersedia lembur
2.6 PERENCANAAN KAPASITAS
Menentukan kebutuhan
kapasitas masa depan bisa menjadi prosedur yang rumit, yang sebagian besar
didasarkan pada permintaan di masa yang akan datang. Jika permintaan
barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang memadai, maka
penentuan kebutuhan kapasitas dapat langsung dilakukan.
Penentuan kapasitas biasanya membutuhkan dua tahap, yaitu :
1. Tahap pertama, permintaan masa depan diramalkan dengan
model tradisional
2. Tahap kedua, peramalan ini digunakan untuk menentukan
kebutuhan kapasitas
serta peningkatkan ukuran
untuk setiap penambahan kapasitas.
Yang menarik,
pertumbuhan permintaan biasanya terjadi secara bertahap dalam unit yang kecil,
dimana penambahan kapasitas biasanya terjadi secara serentak dan dalam unit
yang besar. Pertentangan ini sering menyulitkan perluasan kapasitas.
2.7 METODE PERHITUNGAN PENENTUAN KEBUTUHAN KAPASITAS
Perencanaan kapasitas perlu di lakukan oleh sebuah perusahaan untuk
mengetahui beberapa aspek yang menunjang produksi suatu perusahaan agar mendapatkan keuntungan yang optimum dan biaya yang minimum. Selain bertujuan
untuk meningkatkan keuntungan perusahaan,
perencanaan kapasitas perlu terintegrasi
dengan visi, misi dan
tujuan dari suatu
bisnis. Berbagai metode perhitungan kapasitas
diarahkan untuk menunjang perencanaan kapasitas yang efektif dan efisien. Berikut
dijelaskan beberapa metode yang dapat digunakan dalam perencanaan kapasitas.
2.7.1 ANALISIS TITIK IMPAS
Analisis titik impas merupakan alat penentu untuk menetapkan kapasitas yang
harus dimiliki oleh sebuah fasilitas untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan
analisis titik impas adalah untuk menemukan sebuah titik, dalam satuan mata
uang dan unit, di mana biaya sama dengan keuntungan. Titik inilah yang
disebut sebagai titik impas. Perusahaan harus beroperasi di atas tingkat
ini untuk mencapai keuntungan. Selain mengatahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan,
faktor lain yang paling penting dalam perencanaan kapasitas adalah mengetahui titik impas produksi. Titik impas merupakan titik dimana total biaya (TC atau Total Cost)
sama dengan total
pendapatan (TR atau Total Revenue).
Titik impas bukan tujuan dari perusahaan, namun merupakan dasar acuan dalam penentuan kebijakan
penjualan dan kebijakan produksi perusahaan.
Untuk
mendapatkan keuntungan, perusahaan harus beroperasi diatas titik impas ini.
Biaya tetap adalah
biaya yang tetap ada walaupun tidak ada satu unit pun yang diproduksi.
Contohnya adalah penyusutan, pajak, utang, dan pembayaran hipotek. Biaya
variable adalah biaya yang bervariasi sesuai dengan banyaknya unit yang
diproduksi. Kontribusi adalah perbedaan antara harga jual dan biaya
variable. Fungsi pendapatan adalah fungsi yang meningkat sesuai dengan
meningkatnya harga jual setiap unit.
Asumsi. Sejumlah
asumsi mendasari model dasar titik impas ini.
Biaya dan pendapatan
ditunjukkan sebagai garis lurus, keduanya digambarkan meningkat secara
linier-yalni dalam proporsi langsung dengan jumlah unit yang diproduksi.
Walaupun demikian, baik biaya tetap maupun biaya variable tidak harus selalu
membentuk garis lurus. Sebagai contoh : biaya tetap berubah di saat
semakin banyak peralatan modal atau ruang gudang yang digunakan; biaya tenaga
kerja berubah sesuai dengan waktu lembur atau pada saat pekerja terlatih yang
dipekerjakan; fungsi pendapatan dapat berubah sejalan dengan adanya
factor-faktor seperti diskon penjualan.
Dua pendekatan yang
digunakan dalam analisis titik impas.
1. Pendekatan grafik (seperti pada gambar diatas)
2. Pendekatan aljabar
Berdasarkan jenis produk
yang diproduksi, maka perhitungan analisis titik impas
dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu: analisis produk tunggal dan analisis
multi
produk. Keduanya dijelaskan sebaga berikut:
a. Analisis BEP Produk
Tunggal
Analisi titik impas sering disebut juga dengan analisis BEP (Break-Even Point). Analisis ini khusus digunakan untuk perusahaan yang memiliki produk tunggal, dimana
nantinya akan diketahui berapa volume penjualan perusahaan yang mencapai titik impasnya. Sehingga apabila penjualan melebihi
titik tersebut maka perusahaan mulai mendapatkan untung. Estimasi biaya yang diperlukan dalam analisis
BEP
adalah biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan besaran yang tetap dan tidak tergantung
pada volume penjualan. Pada biaya tetap ini
biaya satuan (unit cost)
akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume
produksi. Semakin
tinggi volume produksi, semakin rendah
biaya tetap satuannya.
Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besarnya bervariasi sesuai dengan jumlah unit yang dijual. Semakin besar volume produksi semakin besar pula jumlah total
biaya variabel yang dikeluarkan, begitupun sebaliknya. Rumus dari analisis BEP pada
produk tunggal adalah sebagai berikut:
Titik impas dalam dollar dihitung
sebagai berikut :
Fixed cost
BEP = ---------------------
1 – (V/P)
Titik impas dalam unit :
Fixed cost
BEP = ---------------------
P – V
Keterangan :
BEP = titik impas,
V = biaya variabel,
P = harga jual.
b. Analisis BEP Multiproduk
Hampir semua
perusahaan, mulai dari perusahaan manufaktur hingga restoran (bahkan restoran
cepat saji) memiliki beragam penawaran. Setiap penawarn dapat memiliki
harga jual dan biaya variable yang berbeda. Dengan memanfaatkan analisis
titik impas maka persamaan diubah untuk mencerminkan proporsi penjualan untuk
setiap produk. Hal ini dilakukan dengan memberikan bobot pada kontribusi
setiap produk pada proporsi penjualan.
Kebanyakan perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu poduk dengan
menggunakan
fasilitas yang sama, misal pasar
swalayan dan industri bahan
bangunan.
Sehingga,
analisis titik impas multiproduk lebih sering diterapkan. Meskipun biaya
variabel dan harga jual setiap jenis produk dapat diketahui, tidak
mudah untuk menghitung titik BEP bagi setiap produk. Hal ini disebabkan sulitnya menghitung biaya
tetap untuk masing-masing jenis
produk. Untuk mengetahui posisi
BEP, biasanya
dilakukan bukan per jenis produk, melainkan untuk semua produk yang dibuat atau
dijual perusahaan secara keseluruhan. Sehingga rumus BEP untuk produk
tunggal tidak dapat langsung
digunakan untuk multiproduk karena
biaya
variabel dan
harga jual setiap
jenis
produknya berbeda. Rumus
dari analisis BEP
pada
multiproduk adalah sebagai berikut
Formula analisis titik impas menjadi :
Fixed cost
BEP$ =
--------------------------------------
∑[ (1 – Vi/Pi) x (Wi)]
Keterangan :
BEP$ =
titik impas dalam dollar,
V = biaya variabel per
unit,
P = harga per unit,
F = biaya tetap,
W = presentase setiap
produk dari total penjualan dalam dollar,
i = setiap produk.
2.8 MENERAPKAN
POHON KEPUTUSAN PADA KEPUTUSAN KAPASITAS
Pengambilan keputusan merupakan unsur penting dalam
manajemen operasional
Untuk mengambil atau membuat keputusan perencanaan
kapasitas yang sukses
terhadap permintaan yang tidak pasti, maka diperlukan pohon
keputusan. Jadi, pohon
keputusan dikembangkan untuk membantu para manajer
membuat serangkaian yang
melibatkan peristiwa ketidakpastian.
Pohon keputusan
(decision tree) merupakan sebuah tampilan grafis proses keputusan yang
mengindikasikan alternatif keputusan yang ada, kondisi alami dan peluangnya,
serta imbalan bagi setiap kombinasi alternatif keputusan dan kondisi alami.
|
Kriteria yang paling sering digunakan untuk menganalisis pohon keputusan adalah EMV (Expected Monetary Value). EMV adalah nilai uang yang diperkirakan. Satu langkah awal analisis ini adalah menggambarkan pohon keputusan dan menetapkan konsekuensi finansial dari semua hasil untuk masalah tertentu.
Menganalisis
masalah menggunakan pohon keputusan mencakup lima langkah, yaitu:
1. Mendefinisikan masalah
2. Menggambar pohon keputusan
3. Menentukan peluang bagi kondisi alami
4. Memperkirakan imbalan bagi setiap kombinasi alternatif
keputusan dan kondisi
alami yang mungkin
5. Menyelesaikan masalah dengan menghitung EMV bagi
setiap titik kondisi alami. Hal ini dilakukan dengan mengerjakannya dari
belakang ke depan (backward), yaitu memulai dari sisi kanan pohon terus
menuju ke titik keputusan di sebelah kirinya.
2.8.1 POHON KEPUTUSAN
Pohon keputusan menyediakan metode grafis
untuk menganalisis keputusan
rumit yang meliputi tahapan alternatif. Suatu diagram pohon digunakan untuk
mengaitkan beragam pilihan keputusan,
pernyataan keadaan (state of nature), nilai-nilai
imbalan (payoff values) atau
dikenal
juga dengan
istilah
EMV
(estimated monetary
value).
2.9 MENERAPKAN
ANALISIS INVESTASI TERHADAP INVESTASI YANG DIPACU STRATEGI
Manajer operasi merupakan pihak yang bertanggung jawab
untuk return on investment (EOI). Dimana manajer harus memilih dari beragam
pilihan keuangan juga alternatif kapasitas dan proses yang tersedia. Analisisnya
harus menunjukkan investasi modal, biaya variable, dan arus uang, begitu juga
net present value.
2.9.1
NET PRESENT
VALUE
Net Present Value adalah cara menentukan nilai yang terpotong dari
penerimaan kas di masa depan.
Rumus Present Value
|
P: present value
F: future value
i : tingkat suku bunga
N : jumlah tahun
Selain menghitung secara manual bisa juga kita melihat
table yang sudah di sediakan.
2.9.2 MENENTUKAN
NET PRESENT
VALUE DENGAN NILAI DARI PENERIMAAN MASA DEPAN DENGAN NILAI
YANG SETARA
Investasi yang
menghasilkan sedretan nilai uang yang sama dan seragam untuk menetapkan nilai sekarang
dari sejumlah uang di masa depan yang dinamakan sebuah anuitas
Rumus :
|
S : nilai
sekarang dari serangkaian penerimaan tahunan yang seragam
R : penerimaan
yang di terima dengan jumlah yang sama setiap tahun anuitas
X : sebuah
faktor yang terdapat dalam table atau dapat di hitung dengan rumus
1/(1+i)n
Walaupun Net Present Value merupakan salah satu
pendekatan terbaik tetapi ada beberapa kelemahan yaitu :
1. Investasi dengan net present value yang sama mungkn memiliki proyeksi dan
nilai sisa yang sangat berbeda
2. Investasi dengan net present value yang sama mungkin memiliki arus uang yang
berbeda yang dapat membuat perbedaan yang sangat berarti dalam kemampuan
perusahaan membayar tagihan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perencanaan kapasitas adalah proses
untuk memutuskan kebutuhan kapasitas produksi oleh perusahaan untuk
mempertemukan perubahan permintaan setiap produk. Tujuan perancanaan kapasitas
adalah pencapaian tingkat utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi
yang tinggi, dimana penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
Keputusan perencanaan kapasitas adalah salah satu
keputusan terpenting yang dibuat oleh manajer. Hal ini dapat mempengaruhi
perusahaan dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Oleh karena itu, dalam
memproduksi produk harus memperhatikan berapa jumlah yang akan diproduksi agar
dapat mencapai keuntungan yang maksimum. Selain itu, kita harus membuat
beberapa strategi khusus agar produk yang kita jual tidak sampai kalah saing di
pasaran. Dengan mempetimbangkan berbagai analisis seperti analisi Break Event
Point dan juga mempertimbangkan analisis menggunakan Net Present Value.
3.2 SARAN
Setiap perusahaan diharapkan dapat membuat
perencanaan kapasitas dengan strategi yang paling baik dan memungkinkan untuk
setiap perusahaan sesuai dengan strategi operasi perusahaan. Perusahaan harus
jeli melihat peluang kapan perusahaan harus memproduksi lebih kapan perusahaan
harus memproduksi cukup barang agar tidak adanya barang-barang yang berlebih
dan tidak menimbulkan biaya-biaya lain yang tidak dibutuhkan.
Terimakasih, sangat membantu meperkaya materi Mata Kuliah Manajeen Operasi saya.
ReplyDeletesama-sama, semoga bermanfaat jangan lupa masuk daftar pustakanya ya
Deleteok min
ReplyDeletesolder uap